Suara.com - Saat mengalami masa-masa sulit dan menantang, seseorang seringkali tidak bisa mengendalikan dirinya. TIdak jarang ia melampiaskannya lewat amarah dan umpatan kepada orang lain.
Ketika emosi tersebut meledak dan memuncak, seseorang yang sulit mengendalikan diri ini juga kerap melakukan kekerasan. Tidak hanya verbal, tapi juga fisik.
Hal ini telah diungkap oleh Sabrina Ara, lewat bukunya yang berjudul Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang (2021).
“Ketika ada lelaki yang baru saja menghardik anaknya karena masalah sepele, dan menganggap emosinya berasal dari hati, itu kerap dijadikan pembenaran bagi tindakan mereka yang seharusnya tidak dilakukan,” ungkap Sabrina Ara.
Baca Juga: Disuruh Anak Bayar COD, Ibu Emosi Ancam Coret Dari KK: Kau Ini Durhaka!
Bahkan, orang tersebut juga terkadang tidak merasa bahwa dirinya bersalah. Meski ia telah melakukan kekerasan baik verbal ataupun fisik ke orang lain.
“Bisa saja ia tidak akan merasa bersalah saat melakukan KDRT. Dan ini akan menghimpun lewat dukungan, bahwa apa yang dilakukan sangat manusiawi bila seseorang kehilangan kendali,” ungkap Sabrina.
Oleh sebab itu, Sabrina menyarankan perlu lakukan rem agar seseorang bisa mengatur emosinya.
“Kita harus dapat mengendalikan diri sendiri supaya bisa lakukan rem di kondisi darurat. Bila seseorang menghardik, memukul, dan lain-lain, itu pengendalian dirinya masih buruk,” lanjut Sabrina.
“Seharusnya itu bukan jadi bahan pemakluman, apalagi pembenaran,” katanya.
Baca Juga: Taufik Hidayat Sebut Pemerintah Tak Bisa Kerja, Tokoh NU Ini Usulkan Menpora Dicopot
Maka dari itu, Sabrina menegaskan pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari.
“Bila kita terlatih sejak dini untuk belajar mengendalikan diri, mungkin di kemudian hari perjalanan kita akan lebih mudah karena sudah biasa mengendalikan emosi di masa darurat, demi keselamatan bersama,” pungkas Sabrina.