Suara.com - Bagi pecinta kopi, banyak yang sudah tidak asing dengan nama Anomali Coffee. Ya tempat ngopi yang satu ini sering jadi salah satu tujuan bagi para anak muda.
Tapi, tidak banyak yang tahu bagaimana awal mula berdirinya tempat ngopi tersebut, Baru-baru ini Co-Founder & Director of Anomali Coffee Irvan Helmi ini membagikan cerita berdirinya bisnis tersebut.
Dalam acara ShopeePay Talk bertema Selektif Pilih Teman Dagang, Bisnis Makin Langgeng, Selasa (19/10/2021), Irvan mengatakan bahwa bisnis ini berdiri berawal dari hobi yang suka minum kopi.
“Akhirnya mulai dari hal yang kita suka, karena dulu aku sukanya kopi. Jadi dari situlah kami mendirikan Anomali,” ungkapnya.
Baca Juga: Dulu Berantas Korupsi Kini Jualan Kopi, Eks Pegawai KPK Korban TWK: Tak Ada Perbedaan
Sempat menjalani profesi sebagai Programmer, Irvan menceritakan bahwa Anomali Coffee ini berdiri pada tahun 2007. Tidak hanya kopi saja, Irvan menggabungkan antara kopi dan juga cokelat.
“Pada saat itu kepikiran mau bikin usaha, akhirnya pas bolak-balik ke kebun kopi kok ke kebun cokelat? Akhirnya di situ ada benang merah dan kesamaan di Anomali. Jadi fokusnya produk kopi dan juga cokelat,” ungkapnya.
Meski mengalami tantangan, Irvan menceritakan bahwa ia punya nilai dan budaya unik saat membangun bisnis bersama temannya. Walau ada perbedaan dalam berbisnis, menurut Irvan tidak masalah.
Asal yang paling penting dalam membangun usaha adalah, memiliki tujuan dan kesamaan yang sama.
“Tantangan yang paling besar itu adalah mengimbangi ide, dari sisi Agam misalnya, partner saya, itu main lawan-lawanan dan argumentasi nya berseberangan, tapi paling bisa jadi challenge,” ungkap Irvan.
Baca Juga: Tidak Sekedar Berjualan, Eks Pegawai KPK juga Berdayakan Petani Lewat Kedai Kopi
Walau dalam berbisnis ada pertengkaran dan juga konflik, Irvan memberi cara untuk mengatasi konflik saat berbisnis bersama partner.
“Kita itu harus ada wasit berdua, bukan satu orang. Misal saya attach ide di depan manajemen, Agam pun juga melakukan hal yang sama. Dan itu harus dilakukan dengan normal. Intinya, kalau bener ya bener berdua, kalau salah ya salah berdua,” kata Irvan.
“Karena menurutku, usaha itu kita miliki bareng-bareng,” pungkas Irvan.