Suara.com - Dalam webinar The 2nd Planet Tourism Indonesia 2021 bulan September lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno meminta agar masyarakat menjadikan tahun ini sebagai momentum untuk mendorong pemulihan ekonomi global dan memusatkan ekonomi kreatif sebagai kontributor penting dalam proses pemulihan tersebut.
PBB sendiri telah menetapkan tahun 2021 telah sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Berkelanjutan. Menurut Sandi, kekuatan ekonomi kreatif terletak pada inklusivitasnya (tidak mengenal batas), sehingga bukan hanya memecahkan permasalahan ekonomi semata, tetapi juga sosial dan keamanan.
Ekonomi kreatif juga diyakini dapat menjadi jawaban dan memiliki potensi besar dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals.
Sejalan dengan pernyataan Menparekraf mengenai potensi ekonomi kreatif di Indonesia, Fritz B. Tobing – Chief Executive Officer Fantastis Anak Bangsa (FAB), salah satu pelaku industri kreatif lokal terbesar di Indonesia, menyambut imbauan industri kreatif dengan mentransformasi bisnisnya dari sebuah jaringan usaha periklanan, yang dibangun sejak satu dekade lalu, menjadi sebuah platform bisnis kreatif.
Baca Juga: Kemenparekraf: Manfaat Literasi Digital untuk Pelaku Ekonomi Kreatif
Menurut Fritz B. Tobing, platform ini dibuat untuk menghadapi dinamika dunia digital yang berkembang sangat pesat. Industri ekonomi kreatif sangat dinamis, sehingga pelaku didalamnya juga harus bisa bergerak cepat dalam mengantisipasi dan menghadapi dinamikanya seiring dengan tantangan jaman.
“Dengan platform bisnis kreatif yang dibangun FAB, para pengusaha kreatif anak bangsa yang terkoneksi di dalamnya mendapatkan dukungan teknologi, pendanaan, pendampingan, sumber daya, hingga jaringan bisnis sehingga akan semakin cepat terbentuk ekosistem bisnis kreatif yang mumpuni,” ujar Fritz, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.
Platform bisnis kreatif yang dikembangkan oleh FAB memungkinkan integrasi dari bermacam bisnis sektor ekonomi kreatif. Bukan hanya satu sektor ekonomi kreatif seperti periklanan misalnya, tetapi juga sektor lainnya seperti game, movie, music, fashion, pengembangan aplikasi, dan lain-lain.
Ke depannya, dengan pesatnya proses digitalisasi, Fritz juga menyadari bahwa tuntutan dan kebutuhan konsumen, brand, serta korporasi akan semakin kompleks. Mereka akan membutuhkan pelaku usaha kreatif yang lebih dari sekedar kreatif, tetapi memiliki USP (Unique Selling Point) yang jelas, berbasiskan teknologi, dan terintegrasi dalam satu platform sehingga dapat menjawab kompleksitas kebutuhan mereka dengan lebih mudah dan efisien.
“FAB bersama talent-talent kreatif terbaik bangsa akan terus berkreasi dan berinovasi agar dapat menjawab tantangan industri kreatif Indonesia di masa depan. Sebagai pioneer dalam menciptakan platform bisnis kreatif, visi kami adalah menjadi ekosistem bisnis terbesar bagi industri kreatif di Indonesia,” pungkas Fritz.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ungkap Alasan Ekonomi Kreatif Tetap Berkembang di Tengah Pandemi