Suara.com - Membangun bisnis memang tidak selalu mudah. Terlebih jika membuat brand sendiri, butuh usaha lebih lagi agar merek dagang bisa dikenal luas.
Dengan adanya fasilitas e-commerce, sebenarnya cukup membantu para pebisnis pemula dalam menjajakan produknya. Meski berjualan secara online terlihat sederhana, tapi banyak yang harus dipelajari dan dilakukan. Mulai dari upaya branding, pemasaran, hingga promosi yang bisa menghasilkan penjualan.
Jadi pembicara saat konferensi virtual Lazada Seller Conference 2021, CEO Fortius sekaligus pemilik Men’s Republic Yasa Singgih punya kiat khusus dalam membangun branding agar bisnis bisa makin cuan berkelanjutan.
1. Jadi brand yang selalu ada di benak konsumen (Top-of-Mind)
Baca Juga: 4 Tips Memulai Usaha Bisnis Baju Muslim Untuk Pemula, Omzet Pasti Tinggi
Ketika brand sudah sudah 'nyantol' di benak konsumen, maka bisa selalu diingat melalui lagu, tagline, bahkan ketika hanya membahas suatu kategori produk. Misalnya, saat membicarakan mie instan, air mineral, hingga pasta gigi, akan ingat suatu brand tertentu.
Menurut Yasa, itulah kekuatan magis sebuah strategi branding yang tepat sasaran. Yasa mengatakan bahwa pemilik usaha harus memiliki mindset untuk berinvestasi dalam branding karena ia yakin investasi itu akan berubah menjadi keuntungan ketika sebuah brand mampu menjadi brand yang sustainable dan memiliki nilai di mata konsumen.
2. Berikan pengalaman branding holistik
Yasa menegaskan, branding tak terjadi dengan tiba-tiba menghadirkan tim desain grafis. Perubahan logo hanyalah bagian kecil dari branding. Bagi Yasa, branding adalah segala hal yang bersinggungan langsung dengan konsumen, di mana karyawan juga berkontribusi.
Ia mencontohkan, seperti Tim Customer Service (CS) di Men’s Republic yang selalu menggunakan panggilan ‘man’ untuk semua konsumennya. Ini menjadi upaya Men’s Republic melakukan branding.
Baca Juga: Tarif Endorse Nggak Biasa, Ini 7 Kerajaan Bisnis Rachel Vennya
3. Fokus pada tujuan brand
Brand yang kuat merupakan brand yang tidak perlu lagi menjelaskan apa yang dijual atau proses dibalik pembuatannya. Tapi brand fokus terhadap tujuannya. Aspek tujuan itu tentu saja bukan hanya tentang cuan, namun harus digali lebih lebih dalam soal dampak yang diberikan brand kepada konsumen.
4. Bangun relevansi dengan pasar
Menurut Yasa, kegiatan branding tak melulu harus keren dan mahal. Terpenting brand juga harus relevan atau nyambung dengan kebutuhan pasar. Kuncinya, pebisnis harus bisa mendengar dan memahami targetnya, misalnya dengan meminta feedback konsumen secara berkala agar dapat terus membuat produk yang relevan dan sesuai dengan pasar.
Dalam waktu tertentu, brand juga harus terus bergerak dan berubah sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dibutuhkan proses rebranding.
5. Strategi branding satu kalimat
Strategi untuk branding tidak harus rumit. Yasa mengatakan, banyak brand kenamaan dunia yang mengimplementasikan strategi branding satu kalimat dan menjadi sukses. Karenanya, itu bisa menjadi alternatif bagi pengusaha di Indonesia untuk menyederhanakan strategi brand menjadi satu kalimat.
Nantinya, satu kalimat strategi itu akan selalu menjadi elemen terpenting yang disampaikan secara konsisten dan berulang dalam marketing campaign sebuah brand agar bisa cepat tertanam dalam benak konsumen.
6. Bangun brand yang menawarkan perubahan
Brand harus mampu menawarkan perubahan kepada konsumen. Bila ingin membangun sebuah brand, Yasa menyarankan agar pengusaha mampu menjawab perubahan apa yang bisa diberikan kepada konsumen saat membeli.
Perubahan itu tidak selalu harus menjadi luar biasa berbeda. Bisa saja perubahan terjadi sesederhana konsumen bisa menghemat waktu dan uang ketika membeli produk dari brand yang dijual. Hal yang nampak sederhana itu juga bisa berdampak luar biasa bagi konsumen.