Pelajaran Ekonomi: Jenis-Jenis Inflasi yang Perlu Diketahui

Jum'at, 15 Oktober 2021 | 09:28 WIB
Pelajaran Ekonomi: Jenis-Jenis Inflasi yang Perlu Diketahui
Ilustrasi inflasi. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inflasi adalah kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus. Inflasi dialami hampir setiap negara di dunia, lantaran banyak faktor yang terjadi.

Inflasi juga kerap dijadikan acuan untuk menentukan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dalam persentase setiap tahunnya.

Nah, sudahkah kamu tahu jenis-jenis inflasi secara umum?

Mengutip Ruang Guru, kondisi dikatakan mengalami inflasi apabila terjadi 3 hal sebagai berikut:

Baca Juga: Miliarder Ini Sebut Kripto Jadi Investasi Paling Pas: Ekonomi Dunia Akan Terguncang

  1. Terdapat kecenderungan harga untuk meningkat.
  2. Kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus.
  3. Kenaikan harga bersifat umum, yaitu kenaikan harga terjadi tidak hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, namun pada
  4. harga barang secara umum.

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat.

1. Inflasi ringan
Inflasi ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-harganya hanya mengalami kenaikan secara umum. Kenaikan harga pada inflasi ringan adalah di bawah 10% per tahun.

2. Inflasi sedang
Inflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Kenaikan harga pada inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun.

3. Inflasi berat
Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak ingin menabung lagi di bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi. Kenaikan harga pada inflasi berat berkisar antara 30 perseh hingga 100 persen per tahun.

Nah, inflasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 itu termasuk inflasi berat. Bahkan inflasi saat itu mencapai sekitar 77,63% yang disebabkan oleh krisis moneter.

Baca Juga: BI Yakin Inflasi Sampai Akhir September 2021 Bakal Stabil

4. Inflasi sangat berat
Inflasi sangat berat adalah inflasi yang sudah sangat sulit dikendalikan karena kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100 persen per tahun.

Jenis inflasi berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu inflasi merayap, inflasi menengah, dan inflasi tinggi.

1. Inflasi merayap (Creeping Inflation)
Inflasi merayap ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang relatif kecil serta dalam jangka waktu yang lama.

2. Inflasi menengah (Galloping Inflation)
Inflasi menengah ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam jangka waktu cukup singkat.

Artinya harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada minggu atau bulan lalu.

Kemudian pada minggu atau bulan depan akan kembali meningkat, dan begitu seterusnya. Efek yang dirasakan yaitu keadaan perekonomian terasa semakin berat dan susah.

3. Inflasi tinggi (Hyperinflation)
Inflasi tinggi ditandai dengan adanya laju inflasi yang sangat tinggi dan parah. Inflasi ini membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya.

Perputaran uang terjadi secara cepat dan harga-harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, misalnya saat keadaan perang, yang ditutup dengan mencetak uang.

Jenis inflasi berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic inflation. Domestic inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit anggaran belanja yang terjadi secara terus menerus, gagal panen, dan sebagainya.

Dalam keadaan seperti ini, pemerintah biasanya akan menginstruksi kepada Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan.

Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)

Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation. Imported inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor.

Inflasi seperti ini biasanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya sebagian besar usaha produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena adanya perdagangan internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI