Hasil Survei: Satu Tahun Pandemi, Siswa Alami Learning Loss yang Setara dengan 6 Bulan

Rabu, 13 Oktober 2021 | 22:02 WIB
Hasil Survei: Satu Tahun Pandemi, Siswa Alami Learning Loss yang Setara dengan 6 Bulan
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbud Ristek memastikan pelajar Indonesia sudah mengalami learning loss akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Learning loss adalah kondisi saat siswa kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau khusus, atau singkatnya siswa mengalami kemunduran secara akademis.

Hal ini diungkap Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek RI, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd yang mengungkap hasil survei yang dilakukan bank dunia, UNICEF, dan Kemendikbud Ristek RI.

"Ditemukan data dan temuan kami, bahwa terjadi penurunan 0,44 sampai 0,47 persen terhadap standar deviasi (penyimpangan). Atau senilai 5 sampai 6 bulan pembelajaran per tahun," tutur Sri saat konferensi pers Indonesia Hygiene Forum ke-8, Rabu (13/10/2021).

Baca Juga: Memahami Strategi Pembelajaran: Macam, Contoh dan Pengertiannya

Sehingga menurut Sri, PJJ selama setahun membuat penyimpangan standar pembelajaran selama hampir satu semester lamanya.

"Satu semester ini sangat memprihatinkan," imbuh Sri.

Sri menambahkan, hasil temuan juga mendapati kondisi learning loss diperparah dengan kondisi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi.

Kondisi learning loss pada siswa dari keluarga kurang mampu, risikonya bertambah hingga 1,3 persen dibandingkan siswa dari keluarga mampu. Sebagaimana hasil analisis yang dilakukan bank dunia.

"Ada hasil temuan antara 0,8 sampai 1,3 persen ini terjadi learning loss pada siswa miskin, kurang mampu, dan siswa dari ekonomi mampu terjadi peningkatan learning loss sebanyak 10 persen," jelas Sri.

Baca Juga: Ahli Sebut Virus Nipah Berpotensi Jadi Pandemi Dunia Berikutnya

Sehingga kembali memulai pembelajaran tatap muka atau sekolah tatap muka adalah solusi yang bisa kembali menurunkan angka kejadian learning loss dan meningkatkan capaian belajar.

"Pembelajaran tatap muka merupakan solusi mencegah penurunan capaian belajar," pungkas Sri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI