Suara.com - Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia masih sangat kurang. Padahal, di masa pandemi seperti saat ini, hal tersebut merupakan salah satu yang perlu menjadi perhatian.
Bukan cuma bagi orang dewasa, isu kesehatan dan kesejahteraan mental juga perlu dipahami oleh para remaja. Untuk itulah, pembahasan isu-isu ini harus mulai dilakukan secara terbuka.
Salah satunya bisa melalui film, agar hal tersebut tetaplah terasa menyenangkan. Hal inilah yang dilakukan oleh Science Film Festival yang akan hadir dalam format daring mulai 12 Oktober hingga 30 November 2021.
Acara tahunan Goethe-Institut ini akan menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 52 kabupaten atau kota di Tanah Air. Di bawah tema “Kesehatan dan Kesejahteraan”, festival tahun ini membawa 17 film internasional yang disertai berbagai demonstrasi eksperimen ilmiah.
Baca Juga: 5 Manfaat Buah Ceri bagi Tubuh, Tak Cuma Jadi Hiasan Cantik Pelengkap Kue
"Festival ini hendak secara kreatif mengundang siswa-siswi untuk mengeksplorasi isu-isu kesehatan dan kesejahteraan mental serta menggeluti sains dengan cara yang menyenangkan," kata Dr. Stefan Dreyer, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru dalam konferensi pers virtual pada Selasa, (12/10/2021).
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menambahkan, kesehatan dan kesejahteraan mental merupakan tema yang sangat relevan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
"Tema yang terambil dari 17 butir SDGs, khususnya pada Tujuan 3, sejatinya adalah cita-cita bersama mengenai masa depan yang lebih baik dan lestari. Untuk mewujudkannya, kita harus melihat kondisi dunia pada saat ini, memahami peluang perubahan, dan bertindak," kata dia.
Nantinya, lanjut dia, Science Film Festival 2021 akan mengarahkan fokus kegiatan ini kepada sains, serta kesehatan dan kesejahteraan mental melalui sejumlah film internasional terpilih, yang memiliki topik-topik terkait hal tersebut, dan topik-topik menarik sains lainnya.
Di Indonesia, kegiatan ini akan memutar 17 film dari Afrika Selatan, Belanda, Brazil, Jerman, Portugal, dan Thailand yang telah disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia. Kategori film-film terpilih di antaranya adalah edutainment keluarga; ilmu pengetahuan alam, ilmu hayati & teknologi; film pendek non-verbal & sains.
Baca Juga: Psikolog UGM Sebut Masih Banyak PR untuk Benahi Sistem Kesehatan Mental di Indonesia
Film-film terpilih itu dijadwalkan diputar secara bergantian lewat platform Zoom kepada siswa-siswi dari 166 sekolah di berbagai kabupaten/kota, antara lain Aceh, Bangkalan, Bintuni, Flores Timur, Jakarta, Jayapura, Karo, Kuningan, Lembata, Medan, Payakumbuh, Pulang Pisau, Semarang, Surabaya, Soe, Sorong, Toraja, Waikabubak, Waingapu, Yogyakarta, dan masih banyak lagi.
Selain itu, film-film tersebut juga akan ditayangkan di 3 pusat sains dan 6 komunitas. Dari ke-17 film, Knietzsche and Health (2020) dari Jerman yang disutradarai oleh Anja von Kampen adalah salah satu yang mengangkat isu kesehatan.
Dalam film animasi berdurasi 3 menit itu, seorang filsuf muda bernama Knietzsche bercerita tentang pentingnya kesehatan: sistem kesehatan tubuh manusia harus bekerja dengan tepat, seperti jam, agar kehidupan kita berjalan tanpa kendala.