Suara.com - Adanya dompet digital alias e-wallet seperti GoPay, Dana, dan OVO membuat transaksi keuangan semakin mudah.
Meski begitu, penggunaan dompet digital yang tidak bijak bisa berakibat buruk, salah satunya adalah membuat perilaku konsumtif.
"Penting banget nih kita harus tahu bahwa dompet digital atau e-wallet ini, memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Makanya penggunaannya harus bijak," tutur aktris Vizza Dara, dalam siaran pers webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diterima Suara.com.
Vizza mengatakan sejumlah kelebihan dompet digital yang sering dimanfaatkan antara lain membuat terhindar dari uang palsu, mempermudah transaksi keuangan, serta menurunkan risiko paparan virus dan bakteri dari uang tunai.
Baca Juga: Cara Bermain dan Mendapatkan Uang Dari Game Island King, Buktikan Sendiri!
"Tapi yang paling penting dan paling banyak disukai ini adalah banyaknya promosi dan diskon yang menarik di dompet digital. Kalau belanja dapat cashback, voucher gratis, siapa sih yang nggak mau?" ujarnya.
Namun dibalik kelebihan-kelebihan tersebut, terdapat pula beberapa kekurangan dompet digital yang wajib menjadi perhatian. Dompet digital misalnya, hanya bisa digunakan di daerah yang terjangkau akses internet dan merchant khusus.
Uang yang ada di dalam dompet digital pun tidak bisa dicairkan, membuatnya hanya bisa digunakan untuk belanja atau membayar tagihan. Juga, adanya biaya transaksi yang meski kecil, bisa menumpuk menjadi banyak jika dilakukan setiap hari.
"Dan yang paling bikin sebel itu kalau pakai dompet digital, risiko jadi lebih konsumtif meningkat. Karena uangnya kan nggak kelihatan, beda dengan uang tunai di dompet, kalau habis dompet jadi terasa tipis kita berhenti belanja. Kalau di dompet digital karena tidak kelihatan, jadinya terpakai terus," papar ibu tiga anak ini.
Untuk mencegah perilaku konsumtif sekaligus menjaga keamanan dompet digital, ia pun membagikan tips yang bisa dilakukan masyarakat.
Baca Juga: Uang Elektronik Bantu UMKM Selama Pandemi COVID-19
Pertama, adalah menentukan batas saldo untuk masing-masing dompet digital. Sebisa mungkin gunakan dompet digital sesuai porsi dan kebutuhannya masing-masing.
Kedua, anggarkan penambahan dana untuk menghemat biaya top up. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, biaya transaksi dompet digital yang kecil bisa menjadi pengeluaran besar jika sering dilakukan.
"Jadi misalnya di dompet digital A kita batasi uangnya 1 juta, di dompet digital B 500 ribu. Nah itu sekaligus saja top upnya supaya hanya kena sekali biaya transaksi. Jangan diisinya sedikit-sedikit, pengeluarannya jadi makin banyak," paparnya.
Ketiga, catat dengan pengeluaran yang dilakukan untuk masing-masing dompet digital. Ini bisa dilakukan dengan mleihat sejarah transaksi yang dilakukan dalam sebulan.
Terakhir dan paling penting, hindari fasilitas bayar nanti alias paylater. Penggunaan aplikasi paylater meningkatkan kecenderungan perilaku konsumtif.
"Jangan deh pakai fitur paylater ya. Berisiko banget itu bikin kehilangan kontrol, main bayar nanti saja, nggak tahunya hutang sudah menumpuk," tuturnya.
Vizza juga berpesan agar pengguna dompet digital memerhatikan keamanan. Caranya adalah dengan tidak sembarangan membagikan password, nomor pin, dan kode OTP pada orang lain.