Materi Pelajaran Bahasa Indonesia: Pengertian Hikayat, Nilai, dan Karakteristiknya

Jum'at, 08 Oktober 2021 | 12:10 WIB
Materi Pelajaran Bahasa Indonesia: Pengertian Hikayat, Nilai, dan Karakteristiknya
ikon bahasa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada yang disebut dengan hikayat, yang biasanya diidentikan dengan cerita lama yang kental dengan unsur istana dan kerajaan.

Dalam teks narasi hikayat juga merupakan salah satu jenis prosa yang berkembang di Indonesia, bahkan jauh sebelum cerpen dan novel ditulis.

Hikayat juga ada di negara yang serumpun dengan Indonesia, yakni Malaysia, Filipina, Thailand, dan Brunei Darussalam,

Pengertian hikayat

Baca Juga: Contoh Teks Persuasi dan Strukturnya

Mengutip Ruang Guru, Jumat (8/10/2021) hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut.

Hikayat berguna sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat antara lain yaitu "Hang Tuah", "Perang Palembang", dan "Seribu Satu Malam".

Hikayat umumnya ditulis menggunakan Bahasa Melayu, kemudian banyak diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.

Selain itu, ada pula hikayat yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan.

Lalu, ada juga hikayat yang ditulis dengan jalan cerita yang dibuat-buat sesuai perintah dari raja, untuk membuat para musuh merasa takut, karena seolah-olah kerajaannya adalah yang paling perkasa. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerajaannya dari serangan musuh.

Baca Juga: Daftar Kata Ditulis Huruf Kecil di Judul Sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Nilai dalam hikayat

Hikayat mengandung berbagai macam nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat antara lain yaitu nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya.

- Nilai moral

Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik dan buruk manusia. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

- Nilai agama

Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.

- Nilai sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat, kita bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial dengan sesama manusia lainnya dengan baik.

- Nilai budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, maka kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat.

Karakteristik hikayat

Terdiri dari kemustahilan, anonim, arkais, kesaktian, dan istanasentris, penjelasannya sebagai berikut:

- Kemustahilan

Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar.

Contohnya seperti bayi lahir disertai pedang dan panah. Kemudian contoh lainnya yaitu seorang putri yang keluar dari gendang.

- Anonim

Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang dari hikayat tersebut.

Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas dalam hikayat tersebut dan cerita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke orang lain secara lisan.

- Kesaktian

Tokoh dalam hikayat seringkali diceritakan memiliki kesaktian tertentu. Contohnya yaitu tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri.

Lalu, contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud.

- Istanasentris

Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit.

Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.

- Arkais

Hikayat bersifat arkais yaitu menggunakan bahasa yang sudah lampau. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Contohnya seperti hatta, titah, upeti, dan bejana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI