Suara.com - Saat membuat teh manis hangat atau panas, kamu tentu perlu menambahkan gula ke dalam gelas. Setelah mengaduk teh, butiran gula langsung tak terlihat hanya dalam hitungan detik. Kenapa bisa begitu?
Sebab gula sebenarnya sudah larut sempurna dengan air panas dan tidak akan bisa dipisah lagi. Campuran antara gula dan air panas itu disebut sebagai larutan.
Dengan kata lain, larutan merupakan campuran antara dua atau lebih zat terlarut dan zat pelarut. Pada kondisi di atas yang menjadi zat terlarut adalah gula, sedangkan air panas menjadi zat pelarut.
Larutan punya sifat yang unik dan khas. Sifat itu dinamakan koligatif larutan. Dikutip dari Ruang Guru, berikut pengertian dan jenis koligatif larutan.
Baca Juga: Infeksi Covid-19 Dapat Menyebabkan Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Tubuh
Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut. Jadi, semakin banyak zat terlarut, maka sifat koligatif akan semakin besar.
Misalnya, saat melarutkan gula dengan air panas dalam jumlah yang berbeda. Gelas yang pertama, dilarutkan 3 sendok teh gula dengan 500 ml air. Gelas kedua, dilarutkan 5 sendok teh gula dengan jumlah air yang sama, yaitu 500 ml juga.
Karena gula merupakan zat terlarut, dan jumlahnya lebih banyak pada gelas kedua, maka sifat koligatif larutannya akan lebih besar dibandingkan sifat koligatif larutan di gelas pertama.
Ada empat macam sifat koligatif larutan. Yaitu penurunan tekanan uap (ΔP), penurunan titik beku (ΔTf), kenaikan titik didih (ΔTb), dan tekanan osmotik (π).
Konsep awal Sifat koligatif larutan
Baca Juga: Studi Covid-19 Bisa Tingkatkan Risiko Gula Darah TInggi
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi dua jenis. Ada larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu karena larutan elektrolit dapat menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas dalam larutannya. Contohnya, larutan garam (NaCl).
Sementara itu, larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekul terlarutnya tidak terionisasi di dalam larutanya.
Hal ini menyebabkan tidak terbentuknya beda potensial dalam larutan, sehingga listrik tidak dapat mengalir. Contoh dari larutan nonelektrolit adalah larutan gula seperti glukosa, sukrosa dan maltosa, larutan urea (CON2H4), serta larutan alkohol seperti metanol, etanol dan propanol.