Suara.com - Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia ikut mengacaukan beragam sendi kehidupan manusia, termasuk dalam hal finansial. Tak sedikit masyarakat yang terdampak merasakan kesulitan finansial, bahkan untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan pada akhirnya, pandemi pun mengajarkan kita semua pentingnya persiapan finansial.
Seiring dengan gencarnya program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah, serta upaya kita semua dalam menerapkan protokol kesehatan, tentu kita berharap pandemi segera berakhir.
Meski demikian, ketika nanti pandemi berakhir, bukan berarti kita bisa berlega hati. Justru di saat itulah kita harus kembali bangkit menata kondisi finansial yang terpuruk akibat pandemi.
Allianz Indonesia baru-baru ini menggelar Webinar Series dengan topik “Kapan Pandemi Berakhir dan Bagaimana Mempersiapkan Keuangan”. Webinar ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan program Cintai Keluarga & Cintai Bumi yang berlangsung selama bulan September dan Oktober, sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah yang telah mempercayakan Allianz Indonesia sebagai perusahaan asuransi yang dapat memenuhi kebutuhan perlindungan asuransi.
Baca Juga: 5 Persyaratan Utama Menjadi Pengusaha Sukses, Kamu Sudah Punya?
“Program Cintai Keluarga & Cintai Bumi mengajak nasabah memberikan rasa cinta terhadap keluarga melalui perlindungan asuransi. Nasabah juga dapat memaksimalkan layanan digital yang dimiliki Allianz Indonesia sehingga bisa turut serta dalam upaya melestarikan bumi. Salah satu bentuk upaya tersebut diwujudkan Allianz Indonesia dengan memberi sumbangan satu pohon untuk setiap buku polis elektronik yang diterbitkan, guna mendukung proses paperless,” kata Bianto Surodjo, Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia.
Pada webinar series kali ini, Allianz Indonesia menghadirkan Melvin Mumpuni, ST., MBA., CFP®, QWP®, seorang perencana keuangan dan CEO Finansialku.com yang akan berbagi tips mengenai persiapan keuangan pasca pandemi dengan manajemen risiko serta pengaturan cash flow.
Menurut Melvin, yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan financial check-up. Dengan melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan, misalnya, seseorang dapat memahami kondisi keuangannya sehat atau tidak, kemudian bisa mengetahui langkah perencanaan keuangan seperti apa yang harus dibuat.
Melvin memaparkan mengenai langkah-langkah persiapan keuangan dan bagaimana cara mencapainya.
“Membuat persiapan keuangan harus dilengkapi dengan fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dahulu. Pengaturan cash flow yang seimbang dan memahami kebutuhan dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan," katanya.
Baca Juga: Kebutuhan Hidup Tinggi, Ini 3 Keuntungan Jika Suami Istri Sama-sama Bekerja
Dana darurat dan asuransi adalah dua hal penting selanjutnya yang juga harus dipersiapkan, menurut Melvin. Belajar dari pandemi saat ini, kita harus siap menghadapi berbagai risiko kehidupan yang akan terjadi di masa depan, entah kehilangan pekerjaan, sakit, atau mendapat musibah.
Melvin juga menyampaikan bahwa dalam melakukan adaptasi kebiasaan baru setelah terjadinya pandemi, sebaiknya seseorang tidak hanya mengandalkan satu sumber pemasukan saja, tapi juga mencari peluang lain untuk mendapatkan penghasilan baru.
Mengenai besaran dana darurat, masing-masing orang berbeda kebutuhan dana daruratnya, tergantung pada statusnya. Misalnya, kalau belum menikah membutuhkan tiga kali pengeluaran. Kemudian kalau sudah menikah, membutuhkan enam kali pengeluaran. Sedangkan kalau sudah menikah dan memiliki anak, membutuhkan dua belas kali pengeluaran.
Melvin juga menyarankan untuk melunasi utang konsumtif ketika kondisi keuangan telah membaik pasca pandemi. Kemudian, miliki asuransi jiwa dan kesehatan yang mencakup perlindungan terhadap penyakit kritis. Ini menjadi hal yang cukup krusial untuk melengkapi tingkatan yang disebut Keamanan Keuangan.
Bagaimana, Anda sudah siap menyongsong masa depan finansial yang lebih baik pasca pandemi?