Pameran Arsip Khatulistiwa Hadirkan Museum Virtual dalam Bentuk Game Minecraft

Selasa, 05 Oktober 2021 | 17:34 WIB
Pameran Arsip Khatulistiwa Hadirkan Museum Virtual dalam Bentuk Game Minecraft
Museum Khatulistiwa di Pameran Arsip Khatulistiwa Selasa (5/10/2021) (Suara/Hiromi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayasan Biennale Yogyakarta akan menyelenggarakan Pameran Arsip Khatulistiwa pada 11 Oktober sampai 14 November 2021. Acara ini akan menampilkan arsip dan dokumen Biennale Jogja Seri Khatulistiwa (Equator) yang direka secara visual.

Pameran Arsip Khatulistiwa diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta dan akan dibuka untuk umum. Salah satu yang mencuri perhatian dari pameran ini adalah adanya spot bermain Minecraft untuk mengunjungi pameran Biennale Jogja Seri Khatulistiwa (Equator).

Komunitas Minecraft Indonesia merekonstruksi ulang 5 pameran yang tersebar di sejumlah negara untuk menjadi Museum Khatulistiwa. Pengunjung dapat menjelajah Asia Tenggara, India, Brazil, kawasan Arab, dan Nigeria lewat permainan Minecraft ini.

"Kami bekerjasama dengan Yayasan Biennale Yogyakarta untuk membangun Museum Khatulistiwa virtual ini. Di dalam permainan ini pengunjung bisa melihat aneka karya yang pernah disajikan di pameran yang telah lalu," ungkap Audi selaku Head IT Developer dari Museum Khatulistiwa virtual ini.

Baca Juga: Nggak Perlu Internet, Ini 5 Deretan Game Offline Populer Android

Museum Khatulistiwa di Pameran Arsip Khatulistiwa Selasa (5/10/2021) (Suara/Hiromi)
Museum Khatulistiwa di Pameran Arsip Khatulistiwa Selasa (5/10/2021) (Suara/Hiromi)

Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah konsepsi karya asli ke dalam bentuk Minecraft. Tim Komunitas Minecraft Indonesia ini merekonstruksi gambar 2 dimensi yang didapatkan menjadi bentuk piksel khas Minecraft.

Meski sulit, mereka dapat menyelesaikan pembangunan museum virtual ini hanya dalam waktu sekitar 1 bulan. Permainan ini pun bisa diakses secara daring melalui situs minecraft-id.net/ticket.

Adanya museum virtual ini juga bertujuan untuk menggaet minat anak muda yang suka bermain permainan daring pada seni.

"Bagi kami salah satu yang terpenting adalah bagaimana arsip muncul dalam bentuk teknologi. Keberadaan Museum Khatulistiwa ini juga bisa menarik minat penggemar game online terhadap seni," ujar Alia Swastika selaku Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta pada acara Media Preview Pameran Arsip Biennale Jogja di Taman Budaya Yogyakarta pada Selasa (5/10/2021) siang.

Museum Khatulistiwa di Pameran Arsip Khatulistiwa Selasa (5/10/2021) (Suara/Hiromi)
Museum Khatulistiwa di Pameran Arsip Khatulistiwa Selasa (5/10/2021) (Suara/Hiromi)

Selain Pameran Arsip ini, di waktu yang bersamaan, pameran utama Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 dengan tema Roots <> Routes digelar di Jogja National Museum. Ada pula pameran Bilik Negara Korea dan Taiwan, yang masing-masing diselenggarakan di Museum dan Tanah Liat dan Indie Art House.

Baca Juga: Resmi Diumumkan, Minecraft Dungeons Hadir ke Steam di Tanggal Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI