Suara.com - Bullying kerap jadi masalah utama dalam pergaulan anak dengan teman sebayanya. Mirisnya, kebanyakan korban bullying kerap tidak memiliki teman untuk membantunya.
Jika hal ini sudah terjadi, lantas apa yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak?
Psikolog Klinis, Anna Surti Ariani, meminta orangtua atau keluarga anak korban bullying untuk selalu ada dan siap mendampingi sang anak. Berikan cinta dan kasih sayang terbaiknya untuk anak tersebut.
"Intinya, temani dia, walaupun nggak ada orang di luar sana yang menemani. Sambutlah dia sebagai seseorang yang layak kita cintai, berikan dia teh, ajak dia main gitar, ajak dia sesuatu yang mengasyikan," ujar Anna saat acara diskusi bersama EU Social DigiThon, Selasa (5/10/2021).
Baca Juga: Blak-Blakan, Azriel Hermansyah Ngaku Di-Bully El Rumi di Sekolah
Anna menambahkan, jika memungkinkan anak memiliki sekedar teman, meskipun tidak terlalu dekat, orangtua bisa mengundang mereka makan bersama di rumah atau mengadakan acara kumpul bersama yang seru dengan teman si anak.
"Kalau ada korban bullying, ajak ngobrol dan distract mengikuti bidang lain, ajak-ajak teman-taman lain makan bareng di rumahnya. Pokoknya kita bikin kehidupan yang heboh," tutur Anna.
Namun anggota Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu meminta orangtua waspada jika anak tidak memiliki satu pun teman, karena dicurigai ia terlalu kecanduan gadget atau kelekatan pada gawai.
Bahkan bagi si anak, gadget kerap jadi pelarian saat ia dibully oleh temannya, atau dibully di dunia maya (cyber bullying). Tindakan ini juga jadi pertanda anak mengalami depresi
"Kalau dia semakin dekat dengan gawai sebagai pelarian karena dibully, maka dia butuh terapis, karena khawatir lebih parah lagi kasusnya," pungkas Anna.
Baca Juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Agar Anak Tidak Menjadi Pelaku Bullying