Trik Sukses Bisnis Kuliner di Dunia Digital Saat Pandemi Covid-19

Selasa, 05 Oktober 2021 | 12:37 WIB
Trik Sukses Bisnis Kuliner di Dunia Digital Saat Pandemi Covid-19
Ilustrasi bisnis kuliner online. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bisnis kuliner jadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Belum lagi aturan pemerintah yang masih terus berubah membuat pengusaha kuliner atau pihak restoran harus bisa menyesuaikan.

Itulah kenapa pengusaha kuliner perlu cepat beradaptasi mengimbangi perubahan aturan yang ditetapkan agar bisnis kuliner bisa tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Berikut ini beberapa tips bisnis kuliner saat pandemi yang bisa dilakukan pengusaha kuliner, mengutip siaran pers, OttoPoint, Selasa (5/10/2021).

1. Maksimal gunakan media sosial dan platform

Baca Juga: Pekan Depan, Sekolah di Bintan Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi Media Sosial. (Pexels.com/Tracy Le Blanc)
Ilustrasi Media Sosial. (Pexels.com/Tracy Le Blanc)

Peningkatan tren pemesanan online, mau tidak mau memengaruhi penyesuaian strategi penjualan dan promosi yang berbeda dari beberapa tahun silam.

Pertama, bisa secara perlahan mengembangkan frozen food. Biayanya lebih efisien, makanan lebih tahan lama, selain itu dapat dijual lebih luas melalui e-commerce seperti Tokopedia.

Kedua, para pelaku bisnis sebaiknya mulai secara kreatif membuat konten promosi melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook dan lainnya.

Pada riset yang dirangkum oleh We Are Social, dari 274,9 juta penduduk di Indonesia, sekitar 170 juta orang adalah pengguna aktif media sosial.

2. Cari strategi pemasaran yang efektif

Baca Juga: Menko Luhut Klaim Kebijakan Covid-19 Pemerintah Selalu Berdasarkan Saintifik

Ilustrasi bisnis teman. (Pexels/Andrea Piacuadio)
Ilustrasi. (Pexels/Andrea Piacuadio)

Pandemi bisa menjadi waktu yang cocok untuk memikirkan kembali strategi marketing yang efektif dan berkelanjutan. Salah satu program yang patut untuk dipertimbangkan adalah stamp digital.

Stamp digital adalah konsep pengumpulan poin yang didapatkan pelanggan untuk transaksi dan riwayat pembelanjaan yang sudah dilakukan.

“Stamp digital bisanya dibuat untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih berkesan bagi pelanggan. Jadi, mereka akan termotivasi datang kembali untuk bertransaksi dan mengumpulkan stamp digital, demi mendapatkan reward yang mereka sukai,” ujar James Hamdani, CEO OttoPoint.

Ia menambahkan bahwa pelaku bisnis bisa mendapatkan keuntungan berupa implementasi program marketing yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Selain itu, hal terpenting yaitu pelaku bisnis juga bisa mengumpulkan database pelanggan yang nantinya berguna untuk mengenal perilaku transaksi maupun preferensi mereka terhadap produk tertentu.

3. Pakai data agar pemasaran lebih fokus

Ilustrasi Bisnis Online
Ilustrasi 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, database yang didapatkan dari stamp digital berguna untuk lebih ‘kenal’ tentang kebiasaan pelanggan.

Hal ini tentunya berdampak positif untuk membuat strategi marketing yang efisien dan tepat sasaran. Kinerja marketing akhirnya bisa diukur dengan lebih efektif juga, serta mencapai hasil yang lebih maksimal.

Pelanggan pun lebih nyaman, karena mereka mendapatkan konten marketing yang sesuai dengan kebiasaan dan pilihan personalnya.

Sehingga mereka tidak lagi merasa terganggu dengan konten atau iklan yang tidak relevan. Harapan akhirnya, mereka tertarik untuk bertransaksi kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI