Suara.com - Fesyen berkelanjutan tampaknya kini mulai dilirik pula oleh para desainer kelas dunia. Perancang busana Stella McCartney menunjukkan keseriusannya dalam mendukung fesyen berkelanjutan dengan mengganti sejumlah bahan kulit serta kain, dengan bahan yang tidak lazim, yaitu kulit jamur.
McCartney memamerkan koleksi busana siap pakai untuk musim semi/panas 2022 dalam ajang Paris Fashion Week 2022, bertempat di gedung Oscar Niemeyer - yang berbentuk kubah menyerupai jamur- pada Senin (4/10/2021).
McCartney menyebut koleksinya itu sebagai "gaya berbusana masa depan". Untuk pertama kalinya, koleksi terbarunya itu ditandai dengan kehadiran tas tangan yang seluruhnya dibuat menggunakan bahan dari kulit jamur.
Tas bernama "Frayme Mylo" ini tampil dalam warna hitam dengan bentuk serupa dengan tas tangan "Frayme" karya McCartney lainnya.
Baca Juga: Trauma Pernah Dihipnotis di Bus, Pria ini Taruh Tas di Tempat Tak Terduga
Material yang digunakan diciptakan di laboratorium Mylo, dimana sejak 2017 McCartney sudah membuat penelitian untuk karyanya.
“Jamur ini ditanam di laboratorium, jadi mereka tidak menggunakan air dan hampir tidak menggunakan listrik. Mereka dipres dan diformulasi menjadi kulit imitasi,” jelas McCartney, melansir dari Vogue.
McCartney juga menambahkan bahwa percobaan ini sudah dilakukannya sejak empat tahun lalu, namun kala itu inovasinya belum cukup maju untuk menghasilkan tas.
“Sekarang kita berada pada titik di mana saya merasa bisa meluncurkannya. Kalau tidak, saya tidak akan memamerkannya di sini,” tambah McCartney.
McCarney yang terinspirasi dari inovasi kulit jamurnya itu, memasukkan beberapa pola dan motif jamur ke dalam koleksinya seperti toile de Jouy yang digambar dengan tangan.
Baca Juga: Elegan Terbuat dari Anyaman, Harga Tas Syahrini Setara dengan Kontrakan
Tidak hanya itu, obsesinya terhadap jamur juga ditunjukkan melalui suara latar yang mengiringi pagelaran busana. McCartney membuat soundtrack berupa rekaman proses pertumbuhan jamur, menggunakan mikrofon berkualitas tinggi yang dipasang di sekeliling jamur tersebut.
Fakta mengejutkan lainnya adalah, sebagian dari koleksi jamur ini dibuat 10 hari sebelum pertunjukan pagelaran busana digelar.
"Kami memutuskan untuk turut serta dalam pagelaran busana ini (Paris Fashion Week) 10 hari sebelum gelaran ini dibuka. Jadi ya, ini dibuat dalam waktu yang sangat singkat," ujar McCartney
Di tangan McCartney, gaun berpotongan seperti pakaian renang yang diperpanjang menjadi rok slinky ini berevolusi menjadi jumpsuit ramping. Ia memasukkan bustier yang serupa dengan korset di dalam gaun.
Adapula konsep fringe yang diaplikasinnya untuk pakaian kerja berwarna cerah, menjadikan si pemakainya tampak energik, seksi dan dramatis.
“Ini adalah masa transisi, dan saya ingin memproyeksikan seperti apa masa depan rumah mode Stella: sentuhan yang ringan, pendekatan yang sedikit lebih lembut, masih memadukan potongan-potongan sporty dan maskulin,” kata McCartney.
Khusus tas jamur koleksinya, McCartney mengatakan bahwa tas ini akan diproduksi dalam edisi terbatas, yaitu hanya 100 buah, dan untuk saat ini dijual dengan harga eceran yang lebih mahal dibanding tas kulit bermerek lainnya.
“Tapi tas ini tidak membunuh binatang apa pun, tidak menebang pohon. Ini adalah masa depan mode jika Anda bisa melakukannya dengan benar, dan saya pikir kita bisa. Ini adalah awal dari sesuatu yang baru," tutup Stella.