Mengenal Sosok Al-Khawarizmi, Ilmuwan Muslim Sang Bapak Matematika Dunia

Selasa, 05 Oktober 2021 | 09:50 WIB
Mengenal Sosok Al-Khawarizmi, Ilmuwan Muslim Sang Bapak Matematika Dunia
Al-Khawarizmi. (Dok: LPMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbicara pelajaran Matematika metode yang disebut dengan Aljabar, materi ini tidak lepas dari sosok ilmuwan muslim penemu angka 0 yaitu Al-Khawarizmi.

Al-Khawarizmi juga disebut sebagai Bapak Matematika Dunia sekaligus penemu aljabar. Namun, sudahkah kita mengenal siapa sesungguhnya Al-Khawarizmi?

Mengutip Ruang Guru, Selasa (5/10/2021) Al-Khawarizmi, punya nama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi.

Ia lahir di sebuah kota kecil bernama Khawarizm yang saat ini dikenal dengan nama Khiva, Uzbekistan pada tahun 780 M.

Baca Juga: Mencari Luas Trapesium: Rumus dan Keterangan Penjelasannya

Namun, ilmuwan Barat dan Eropa lebih mengenal Al-Khawarizmi dengan nama Algoritm, Algorismus, atau Algoritma.

Masa kecil dan tempat belajar Al-Khawarizmi

Saat masih kecil, orang tua Khawarizmi membawanya pindah ke sebuah daerah di Selatan kota Baghdad. Di Baghdad inilah Al-Khawarizmi mulai semangat dalam menuntut ilmu.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi. (Shutterstock)

Hingga pada saat ia remaja, tepatnya di masa khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M), Al-Khawarizmi sudah diangkat menjadi anggota di Bayt Al-Hikmah yang disebut juga sebagai wisma kearifan atau House of Wisdom di Kota Baghdad.

Bayt Al-Hikmah adalah lembaga penerjemahan, pusat penelitian ilmu pengetahuan, juga sebagai perpustakaan besar yang didirikan oleh khalifah Harun Al-Rasyid. Tempat tersebut menjadi ruang berkumpulnya para ilmuwan.

Baca Juga: Contoh Bilangan Bulat dan Jenis-jenis Bilangan dalam Matematika

Setelah masa khalifah Al-Rasyid berakhir dan digantikan oleh khalifah Al-Makmun (813-833 M), Baghdad terus menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan.

Mewarisi kecintaan pada ilmu pengetahuan, Khalifah Al-Makmun sadar bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci peradaban.

Sejak pertama kali diangkat menjadi anggota di Bayt Al-Hikmah, Al-Khawarizmi bekerja sebagai ilmuwan. Di sana ia terus belajar banyak ilmu pengetahuan, terutama ilmu alam dan ilmu matematika.

Kecintaan Al-Khawarizmi pada ilmu pengetahuan

Semasa hidupnya, Al-Khawarizmi terus mengabdi dalam bidang pendidikan dan juga riset keilmuan. Hal itu membuatnya sangat terbuka pada sumber-sumber ilmu pengetahuan dari manapun, baik itu Yunani, India, bahkan Romawi.

Kecintaan Al-Khawarizmi pada pengetahuan, mendorongnya untuk mempelajari bahasa Sanskerta dan juga bahasa Yunani.

Setelah mahir dan menguasai bahasa-bahasa itu, Al-Khawarizmi kemudian mulai menerjemahkan beberapa buku.

Seperti buku India berjudul Siddhanta yang berisi ilmu astronomi, ia terjemahkan ke bahasa Arab. Kemudian buku berisi ilmu geografi yang ditulis Ptolomeus, seorang ilmuwan Yunani, pun berhasil ia terjemahkan.

Karena kemampuannya dalam menerjemahkan buku-buku tersebut, membuat pengetahuan dan pemikiran Al-Khawarizmi dalam bidang sains semakin cemerlang.

Melahirkan banyak buku dan karya

Keterbukaannya dalam mengadopsi ilmu-ilmu pengetahuan dari manapun, membuat Khawarizmi melahirkan banyak karya. Salah satu karya terbesarnya adalah Aljabar.

Bukunya yang berjudul Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), menjadi pondasi penting dalam aljabar di era modern. Aljabar, juga menjadi materi yang banyak dipelajari di dunia sampai saat ini.

Karyanya ini tidak terlepas dari pemikiran ilmuwan Yunani yang bernama Diophantus. Berangkat dari karya Diophantus tersebut, Al-Khawarizmi menemukan banyak permasalahan dan kesalahan yang cukup sulit untuk dipahami.

Dari situlah, Al-Khawarizmi mulai memperbaiki dan menyempurnakan Aljabar. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, cosinus, tangen, kotangen, juga konsep diferensiasi.

Karena penemuannya itu, Al-Khawarizmi dinobatkan sebagai "Bapak Aljabar". Bahkan pemikir-pemikir Barat pun mengakuinya.

Seperti menurut matematikawan Barat, Crandz dalam bukunya yang berjudul "The Social Al-Khawarizmi Algebra". Crandz mengatakan bahwa Al-Khawarizmi lebih berhak menyandang gelar "Bapak Aljabar" dibandingkan Diopanthus.

Penemu rumus logaritma dan desimal

Al-Khawarizmi juga menjadi orang pertama yang mengajarkan Aljabar dalam bentuk elementer. Bukan cuma itu, ia juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma, dan hitungan desimal.  

Al-Khawarizmi juga yang telah mempopulerkan penggunaan angka 0. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan kegunaan angka-angka, termasuk angka 0.

Karyanya dalam bidang aritmatika ini tertuang di dalam bukunya yang berjudul al-Jam’ wat-Tafriq bi-Hisab al-Hind (The Book of Addition and Subtraction According to The Hindu Calculation).

Di dalamnya, Al-Khawarizmi menjelaskan tentang penjumlahan dan pengurangan berdasarkan kalkulasi Hindu.

Al-Khawarizmi mengenalkan penggunaan angka Hindu mulai dari 1 sampai 9, dan juga 0. Ia juga membahas sejarah angka-angka.

Melalui buku-buku karya pemikiran Al-Khawarizmi ini lah orang-orang Eropa belajar menggunakan angka 0 untuk memudahkannya menghitung kelipatan 10, 100, 1000, begitu seterusnya.

Selain aljabar, Khawarizmi juga mengenalkan konsep Algoritma, yang pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan teknologi hari ini.

Algoritma adalah ilmu dalam bidang matematika, yang mengajarkan tentang langkah-langkah logis dalam menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis. Algoritma, juga jadi jantungnya ilmu informatika komputer.

Dari semua karyanya dalam bidang matematika, dan sangat berpengaruh bagi peradaban umat manusia, Al-Khawarizmi pun dinobatkan sebagai "Bapak Matematika".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI