Ternyata Tujuan Remaja Perempuan Dan Laki-Laki Bermain Internet Berbeda

Senin, 04 Oktober 2021 | 08:31 WIB
Ternyata Tujuan Remaja Perempuan Dan Laki-Laki Bermain Internet Berbeda
Ilustrasi orang tua dan anak bermain gadget
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam perkembangan teknologi, internet telah memberikan akses yang luas tanpa terbatas. Bahkan, beragam konten pun juga bisa diakses dengan mudah.

Meski demikian, orangtua harus tahu apa sih tujuan anak remaja perempuan dan remaja laki-laki bermain internet, yang diungkap oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Enjeline Hanafi, dalam acara Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak, Sabtu (2/10/2021).

Ia membagikan data pada anak remaja perempuan, di mana 7 dari 10 remaja perempuan menggunakan internet untuk media sosial. Sedangkan remaja laki-laki, 9 dari 10 menggunakan internet untuk bermain game online.

“Dari penelitian kami, ternyata remaja perempuan itu buat main medsos. Tapi buat laki-laki bermain game online. Jadi ini perbedaan remaja laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.

Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Ini Tanda Anak Kecanduan Internet

Ilustrasi anak bermain gadget (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi anak bermain gadget (Pexels/Andrea Piacquadio)

“Nah kalau perempuan bermain medsos itu buat komunikasi, berbeda dari laki-laki yang mungkin sedikit kecanduan medsos,” ungkapnya lebih lanjut.

Sisi lain, remaja perempuan yang mengakses media sosial, dikatakan mereka ingin mencari teman dan berkoneksi satu sama lain. Sedangkan remaja laki-laki, disebut mereka jarang untuk membangun koneksi di media sosial selain game online.

“Tujuan remaja bermain medsos itu pertama mencari informasi, menjalin pertemanan, dan mengisi waktu luang,” kata dr. Enjeline.

“Dan kalau remaja laki-laki mereka punya tantangan, dan mereka suka berkompetisi. Salah satunya lewat game online,” ungkap dr. Enjeline.

Selain itu, dr. Enjeline mengatakan, game online yang lebih disukai laki-laki disebut dapat memberikan otonomi tinggi. Salah satunya berkreasi dalam pembentukan avatar atau gambar diri yang dianggap ideal.

Baca Juga: Pasar Game Indonesia Meningkat, Duit Puluhan Triliun Pergi ke Luar Negeri

“Pada kehidupan nyata, mungkin memakai baju saja harus diatur oleh orangtua. Tapi kalau sudah bermain game online, itu sudah menjadi kekuasaan mereka,” kata dr. Enjeline.

Selain itu, game online juga menjadi wadah kompetisi. Sebab, menurutnya game online mampu meningkatkan rasa percaya diri mereka.

“Kayak ‘Aku adalah yang terbaik dan terpopuler’. Nah itu yang menjadi kompetisi mereka, karena mereka sedang mencari jati diri,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI