Turki Punya Tas Tepeler, Siap Jadi Destinasi Penelitian Arkeologi Dunia

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 11:10 WIB
Turki Punya Tas Tepeler, Siap Jadi Destinasi Penelitian Arkeologi Dunia
Tas Tepeler, Jadi Destinasi Pusat Penelitian Arkeolog Dunia (TGA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Turki menjadi salah satu negara yang aktif menggali sejarah peradaban manusia melalui penelitian arkeologi. Inilah yang akhirnya membuat Turki mengembangkan proyek Tas Tepeler.

Tas Tepeler adalah proyek yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki dan Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki atau TGA.

Proyek ini dibuat untuk mengungkap sejarah perkembangan manusia dan transformasi besar dari cara hidup pemburu-pengumpul ke pertanian, melalui serangkaian kunjungan, pertemuan, dan acara yang diadakan dari tanggal 21 hingga 27 September 2021.

Dalam program ini akademisi dan peneliti dari Turki dan seluruh dunia bertemu dalam simposium mengenai “Refleksi Neolitik di Dunia ” di Sanlurfa pada 23 September 2021.

Baca Juga: Turki Bersiap Borong Sistem Pertahanan Rudal dari Rusia

Tas Tepeler, Jadi Destinasi Pusat Penelitian Arkeolog Dunia (TGA)
Tas Tepeler, Jadi Destinasi Pusat Penelitian Arkeolog Dunia (TGA)

Proyek tas tepeler mencakup penggalian dan penelitian arkeologi yang dilakukan di tujuh area: Gobeklitepe, Karahantepe, Gurcutepe, Sayburc, Akmaktepe, Sefertepe, dan bukit Yeni Mahalle.

Pada proyek ini, peserta juga mengunjungi penggalian di Karahantepe yang saat ini dibuka untuk sementara waktu.

Penggalian dilakukan oleh komite ilmiah dan Direktorat Museum Sanlurfa di bawah kepemimpinan Direktorat Jenderal Aset Budaya dan Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki.

Selama kunjungan ke Karahantepe, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki, Mehmet Nuri Ersoy, mencatat bahwa situs dan penggalian mereka mengungkapkan kontribusi penting Anatolia bagi sejarah manusia.

“Dalam beberapa hari mendatang, penggalian akan dimulai di bukit pemukiman Ayanlar, Yogunbur, Harbetsuvan, Kurttepesi dan Tasltepe, sebagai bagian dari fase pertama Proyek Penelitian Neolitik Sanlurfa yang akan berlangsung pada 2021-2024," ujar Menteri Ersoy dalam siaran pers TGA yang diterima Suara.com, Jumat (1/10/2021).

Baca Juga: Ditemukan Bukti Ledakan Besar dari 3.600 Tahun Lalu, Hancurkan Kota Sodom?

Menteri Ersoy menambahkan, bahwa pengukuran geomagnetik atau metode fisika untuk menelaah batuan di permukaan bumi sudah dilakukan. Ditambah pengerahan radar penembus tanah sudah dijalankan di daerah tersebut.

"Pengukuran ini akan berlanjut secara paralel dengan penggalian. Ini merupakan proyek yang signifikan dengan temuan yang luar biasa dan hasil yang mengesankan," tutur Menteri Ersoy.

Dalam penggalian peradaban umat manusia di Turki ini juga melibatkan berbagai pihak seperti para peneliti di 12 institusi pendidikan, bahkan sebagian berasal dari lima negara berbeda.

"Kami juga melibatkan delapan universitas dari lima negara berbeda, dan empat akademi, institut, serta museum internasional dalam Proyek Penelitian Zaman Neolitikum Sanlurfa, serta membangun jangkauan internasional yang luas dengan Jepang, Rusia, Jerman, Inggris, dan Prancis,” ungkap Menteri Ersoy.

Tas Tepeler, Jadi Destinasi Pusat Penelitian Arkeolog Dunia (TGA)
Tas Tepeler, Jadi Destinasi Pusat Penelitian Arkeolog Dunia (TGA)

Setelah ditemukan peninggalan peradaban manusia ini bisa jadi salah satu situs warisan dunia UNESCO, seperti situs Gobeklitepe peninggalan prasejarah yang sudah ditemukan lebih dulu.

Diyakini bahwa temuan dari penggalian ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar dan luas untuk pengetahuan kita tentang kemanusiaan di zaman prasejarah, termasuk kehidupan sehari-hari dan ritual mereka.

Diperkirakan, ada beberapa situs di Sanlurfa yang mirip dengan Gobeklitepe, yang mencerminkan fase awal Zaman Neolitik.

Temuan terbaru dari penggalian Karahantepe dipamerkan dalam “Pameran Manusia Karahantepe dan Neolitik” di Museum Arkeologi Sanlurfa yang dibuka pada 23 September 2021 selama acara peluncuran proyek

Proyek Tas Tepeler, dianggap sebagai awal dari transformasi tempat penampungan menjadi rumah 12.000 tahun yang lalu, di mana pedesaan mulai bermunculan, strata sosial yang mulai terbentuk, dan pengembangan kemampuan dasar untuk melakukan perdagangan.

Bangunan megalitik yang monumental di daerah itu diyakini sebagai ruang komunal tempat orang berkumpul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI