Strategi Brand Fesyen Lokal Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Risna Halidi
Strategi Brand Fesyen Lokal Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Ilustrasi (pexels.com)

Tak jarang kita mendengar kabar terkait pemutusan hubungan kerja yang dianggap dapat merugikan bisnis.

Suara.com - Pandemi Covid-19 telah berdampak langsung ke sektor ekonomi. Tak jarang kita mendengar kabar terkait pemutusan hubungan kerja yang dianggap dapat merugikan bisnis.

Itu juga yang banyak menimpa bisnis fesyen Tanah Air maupun global. Dikatakan oleh owner brand lokal Bunz, Fendi--menjalankan usaha di tengah pandemi Covid-19 memang tak semulus yang diharapkan.

Namun berkat ketekunan dalam berbisnis, seiring waktu akhirnya produk Bunz terus berkembang di tengah pandemi. "Sejak awal, kualitas kami selalu kami utamakan," ujar Fendi dikutip dari siaran pers, Kamis (30/9/2021).

Kata Fendi, prosuknya yang mengeluarkan produk t-shirt, poloshirt, kemeja, sweater, crewneck, hoodie, jaket, hingga celana memiliki kualitas baik yang senantiasa dijaga sejak awal.

Baca Juga: Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19

Bahkan dari yang sebelumnya dijajakan dengan sistem penjualan secara offline sebagai strategi bertahan di tengah pandemi, kini ia melebarkan penjualannya di toko online seperti Lazada dan Shopee.

Soal kualitas, produk Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini memiliki desain simple dan casual, yang selalu dikembangkan berdasarkan tren atau yang banyak diminati oleh pasar.

"Soal harga, produk kami sangat terjangkau pas di kantong masyarakat," bebernya.

Dengan desain dan warna basik namun tetap stylish, produk ini bisa dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. "Ke depannya kami akan membuka jaringan berbagai marketplace ke seluruh Indonesia," imbuhnya.

Baca Juga: Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong