Bangkitkan Pariwisata Indonesia, Kemampuan Bahasa Inggris Perlu Diasah, Kenapa?

Kamis, 30 September 2021 | 16:50 WIB
Bangkitkan Pariwisata Indonesia, Kemampuan Bahasa Inggris Perlu Diasah, Kenapa?
Ilustrasi wisata Indonesia. (Dok : Kemenparekraf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia saat ini berupaya untuk kembali membangkitakan pariwisata Tanah Air yang lesu akibat pandemi Covid-19. Namun, menurut  CEO & Co-Founder Cakap dalam acara Cakap Sektor Wisata,  Tomy Yunus, untuk meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia, tak hanya dibutuhkan kemampuan mempromosikan destinasi wisata saja.

Sebab, ada kemampuan lain yang harus dimiliki bagi pelaku sektor pariwisata, salah satunya adalah kemampuan bahasa asing. Dengan kemampuan bahasa asing yang fasih, tentu dampaknya akan memberikan kenyamanan bagi para turis mancanegara.

“Tentunya kami percaya bahwa skill dan kompetensi yang memadai di bidang pariwisata, merupakan kunci performa sektor tersebut. Mulai dari soft skill seperti team work, problem solving, dan multitasking,” ungkapnya.

“Tak hanya itu, perlu peningkatan hard skill seperti bahasa asing. Dan ini salah satu dari misi kami untuk menjadikan masyarakat menjadi global citizen,” lanjut Tomy Yunus.

Baca Juga: Sunmori Makin Meresahkan, Warga Lembang Bakal Sweeping Biker Bandel

Sebuah kapal wisata pinisi melintas di perairan dekat Dermaga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/7/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Sebuah kapal wisata pinisi melintas di perairan dekat Dermaga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/7/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

Artinya menjadikan masyarakat Indonesia setara dengan orang luar. Bahkan, dampak ini bisa membawa peruabah buat sektor pariwisata ke depan.

“Dan ini termasuk buat bidang pariwisata, juga menjadikan pariwisata setara dengan standar dunia,” ungkapnya.

Di samping itu, menurut Perwakilan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Alexander Nayoan, banyak mantan pegawai hotel yang membuka usaha training secara digital, khususnya bagi para calon tenaga sektor pariwisata.

“Karena di-training terus, ini mengalami peningkatan. Terutama diajarkan untuk multitasking. Saya senang melihat tenaga kerja pariwisata sudah menuju ke standar negara Eropa,” ungkap Alexander.

Selain itu, Alexander menambahkan bahwa kini hotel-hotel sedang mempersiapkan diri ketika keran pariwisata kembali dibuka, ketika pandemi Covid-19 mengalami imbasnya bagi pariwisata dan juga hotel. Ia menyatakan bahwa program training pelatihan kembali ditingkatkan.

Baca Juga: Jalan Kaki Seharian demi Tepati Janji, Cerita soal Warga Baduy Dalam Ini Bikin Salut

“Jadi ini momen yang pas untuk perusahaan untuk memberikan training berbahasa, baik itu untuk online ataupun offline,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI