Suara.com - Dilonggarkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM membuat sejumlah kawasan wisata dibolehkan untuk beroperasi dengan protokol kesehatan ketat.
Menurut ahli, pelaku usaha bisa saja mengalami kerepotan dengan hal ini, karena wisatawan yang ingin 'balas dendam' dan liburan setelah sekian lama hanya berdiam di rumah.
"Kita mungkin akan mengalami revenge tourism setelah situasi berangsur-angsur pulih dan pemerintah memutuskan untuk membuka diri terhadap turis asing," kata Head of Hospitality Services Colliers Indonesia, Satria Wei, dalam keterangan resminya.
Ia mengemukakan revenge tourism dimaknai dengan adanya permintaan tinggi untuk berwisata, sehingga lokasi wisata akan dipenuhi wisatawan ketika pintu pariwisata kembali dibuka.
Baca Juga: 8 Gaya Liburan Wulan Guritno di Labuan Bajo, Body Goals Curi Perhatian
Namun, kata dia, kebijakan PPKM yang mulai direlaksasi dan diturunkan levelnya bukan berarti mulai dibebaskan seluas-luasnya untuk berwisata, tetapi harus dilihat sebagai kesempatan bagi industri pariwisata guna mempersiapkan diri memenuhi beragam indikator kesiapan menerima wisatawan tanpa mengabaikan protokol kesehatan (prokes).
Satria juga berpendapat bahwa wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, juga beralih pertimbangan utama dari berbasis harga seperti prapandemi, menuju aspek kesehatan dan keamanan.
Ia mengemukakan insentif yang diberikan pemerintah juga bisa menjadi persiapan dasar yang baik agar industri pariwisata dapat bergairah kembali.
"Pasar industri pariwisata hanya dalam mode sleep selama pandemi. Namun pemangku kepentingan di industri ini telah mempersiapkan diri guna menghadapi normal baru," ucapnya.
Ia memperkirakan bahwa di sisa tahun 2021 ini akan menunjukkan perbaikan kinerja bagi industri pariwisata, yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan tingkat okupansi hotel di Bali.
Baca Juga: Daripada Wisatawan Sembunyi-sembunyi, Sri Sultan Minta Destinasi Wisata DIY Dibuka
Selain itu, ujar dia, jumlah orang yang divaksin juga semakin banyak sehingga mendorong pasar domestik untuk berwisata di berbagai daerah.
Namun, kenaikan angka kinerja tersebut dinilai tidak akan melonjak begitu saja karena dicemaskan masih ada kemungkinan naiknya jumlah kasus positif pada masa mendatang.
Mengenai daerah destinasi wisata yang akan lebih cepat pulih, Satria menyebut Bali, yang kemudian diikuti lokasi wisata populer lainnya seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Labuan Bajo di NTT. [ANTARA]