Suara.com - Agenda kunjungan Meghan Markle dan Pangeran Harry di New York belum berakhir. Pada Jumat (24/9/2021) pekan kemarin, pasangan ini mengunjungi sekolah PS 123 Mahalia Jackson Harlem.
Meghan Markle pun tampil modis dengan perpaduan busana serba merah saat berkunjung ke salah satu sekolah negeri di Harlem itu. Ibu dua anak itu juga mengenakan perhiasan mewah.
Melansir Daily Mail, Meghan Markle mengenakan mantel kasmir seharga Rp83 juta (USD 5.840) dari label busana Italia, Loro Piana. Kemudian, celananya seharga nyaris Rp24 juta (USD 1.680).
Dia melengkapi penampilannya dengan sepatu karya desainer Manolo Blahnik seharga Rp9,4 juta (USD 665) serta perhiasan yang total harganya mencapai Rp5,5 miliar (USD 387 ribu).
Baca Juga: Tak Bisa Bertemu Cucu Sendiri, Thomas Markle Akan Tuntut Pangeran Harry?
Outfit mewah Meghan Markle saat mengunjungi sekolah PS 123 Mahalia Jackson Harlem pun memicu kontroversi. Hal itu berkaitan dengan kondisi ekonomi siswa di sekolah negeri ini.
Pasalnya, data Departemen Pendidikan New York melaporkan bahwa diperkirakan 95 persen siswa di sekolah negeri berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi.
Sekolah PS 123 Mahalia Jackson Harlem juga melayani 12 tempat penampungan bagi keluarga yang tidak memiliki rumah permanen. Sebanyak 94 persen siswa di sekolah ini juga memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan gratis, menurut Pengamat Sekolah Publik setempat.
Melansir News.com.au, biaya makan per hari siswa di sekolah negeri hanya Rp25 ribu (USD 1,75). Jadi harga outfit Meghan bisa untuk membayar biaya makan sekitar 5083 anak-anak di seluruh New York.
Oleh karenanya, tidak heran jika pilihan outfit Meghan Markle menjadi sorotan media dan menuai kontroversi. Selain itu, media juga menyoroti buku yang dibacakan oleh Meghan dalam kunjungan ini.
Baca Juga: Tampil di Sampul Majalah Time, Pangeran Harry dan Meghan Markle Dihujat Habis-habisan
Meghan dilaporkan membacakan buku karyanya, "The Bench". Pilihan buku yang fokus pada cerita tentang ayah dan anak laki-laki ini dinilai kurang tepat dibacakan di sekolah yang muridnya adalah perempuan.