Suara.com - Pada dasarnya, internet seperti media sosial dibuat sebagai tempat menyenangkan untuk membagikan konten mulai dari karya, momen liburan, hingga sebagai sarana edukasi.
Walau dibuat untuk membantu aktualisasi diri, namun media sosial juga memiliki sisi negatif. Salah satunya adalah maraknya komentar negatif warganet yang bisa menjurus pada perilaku perundungan dunia maya.
Apalagi kata peneliti sekaligus pengajar di Universitas Indonesia Dr. Devie Rahmawati, warganet Indonesia sangat gemar mencaci maki urusan penampilan seseorang di media sosial.
"Ada data yang menarik, ternyata orang Indonesia itu paling suka caci maki. Bukan agama, tapi penampilan,” ungkapnya saat berbicara dalam acara Salurkan Hobi di Dunia Digital, Sabtu (25/9/2021) lalu.
Baca Juga: Outfit Wanita Cantik saat Hadiri Hajatan Jadi Sorotan, Helm Ini Sebabnya
Data menyebutkan, angka perundungan akibat penampilan di media sosial mencapai 61 persen.
Selain itu, topik kasus perundungan lainnya diikuti oleh intelegensi atau prestasi sebesar 25 persen, ras 17 persen, seksatau perbedaan jenis kelamin 15 persen, status ekonomi 15 persen, dan agama 11 persen.
Atas dampak kebiasaan saci maki netizen Tanah Air karena urusan penampilan, Devie menyebut bahwa Indonesia telah dipandang oleh dunia sebagai negara yang kurang sopan.
“Itu kan sama saja menghina pencipta dari Tuhan. Maka dari itu Indonesia menjadi masyarakat yang marah, bukan yang ramah dan tenang. Padahal jejak digital kita menunjukkan, masyarakat kita tidak punya etika. Hobinya caci maki dan marah-marah misalnya,” ungkap Devie.
Hal tersebut juga dibagikan lewat data yang dia paparkan, salah satunya adalah survei dari Microsoft yang menyebut bahwa orang Indonesia merupakan warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Baca Juga: Viral Wanita Cantik Pilih Bongkar Ban Mobil yang Bocor Sendirian, The Real Strong Woman!
“Menurut survei dari Microsoft, ternyata orang Indonesia disebut komunikasinya paling jelek se-Asia Tenggara. Apa reaksinya ketika riset ini diluncurkan? Netizen Indonesia ngamuk ke Microsoft, yang membuat dunia menertawakan kita,” pungkas Devie.