Suara.com - Media digital dapat menjadi wadah seseorang menggali potensi dan bakat seseorang. Tak hanya menampilkan bernyanyi atau menari, media digital juga menjadi rumah bagi mereka yang gemar bermain game online.
Hanya saja, media digital tidak melulu memiliki dampak baik atau positif. Ada juga dampak buruk yang bisa dialami mulai dari kecanduan, lupa waktu, hingga lupa yang namanya berbaur dengan lingkungan sosial.
Untuk itu penting mengetahui etika baik dan buruk cara penggunaan media digital. Hal itu seperti yang diungkap oleh Peneliti dan Pengajar Universitas Indonesia Dr. Devie Rahmawati, dalam acara Salurkan Hobi di Dunia Digital, Sabtu (25/9/2021) kemarin.
“Salah satunya yaitu dilihat dari etika. Sederhananya kita bisa lihat dari perilaku baik dan buruknya. Bagaimana caranya? Mudah sekali, lihat saja dari cara komunikasinya. Karena internet sejatinya adalah teknologi komunikasi. Jadi perlu yang namanya komunikasi yang beradab dan bermartabat,” kata Devie.
Baca Juga: Serasa Alami Badai Pasir di Gurun, Pemotor Auto Mandi Debu saat Melintas di Jalan Rusak
Seseorang yang memiliki etika buruk di media digital, kata Devie, bisa dilihat dari cara komunikasi mereka. Misal penggunaan kata-kata yang bisa membawa dampak buruk bagi si pengguna.
Devie juga menyinggung fakta mengenai warganet Indonesia sebagai negara paling tidak sopan se/Asia Tenggara. Hal ini disebabkan adanya komunikasi yang buruk di dunia digital.
“Bagaimana dengan orang Indonesia? Menurut survei dari Microsoft, ternyata orang Indonesia disebut komunikasinya paling jelek se-Asia Tenggara,” lanjutnya.
“Apa reaksinya ketika riset ini diluncurkan? Netizen Indonesia ngamuk ke Microsoft, yang membuat dunia menertawakan kita,” ungkap Devie.
Maka dari itu, ia menyarankan perlunya memperbaiki citra yang baik di media digital. Sebab jika citra buruk terus dipelihara, maka jejak digital akan mengancam di masa depan.
Baca Juga: Usut Kasus Ormas Palak Pedagang di Puri Beta, Polisi Cari Pembuat Video
"Karena itu, ayo kita sama-sama sebagai bangsa Indonesia, perlu perbaiki citra di media digital,” pungkasnya.