Pelatihan Bisnis Digital Untuk Teman Tuli Akan Dibuka Oktober Mendatang

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 23 September 2021 | 22:13 WIB
Pelatihan Bisnis Digital Untuk Teman Tuli Akan Dibuka Oktober Mendatang
Ilustrasi pelatihan bisnis digital. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut Data Kementrian Ketenagakerjaan, jumlah pengangguran terbuka kelompok difabel Indonesia mencapai 247.000 orang atau sebanyak 3 persen dari total tingkat pengangguran di Indonesia pada 2020. Dari data tersebut, terlihat bahwa kelompok difabel membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak agar dapat berdaya dan bersaing.

Pelatihan bisnis digital untuk komunitas teman tuli akan berlangsung Oktober mendatang di Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo.

Melalui pelatihan bisnis digital ini, Shopee yang bekerja sama dengan Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Surakarta, ingin merangkul lebih banyak komunitas yang bervariatif dan inklusi untuk terlibat di dalam pelatihan.

“Setelah melihat antusiasme masyarakat dan komunitas yang hadir di kampus UMKM Ekspor Solo, kami berpikir untuk merangkul berbagai kalangan karena memang rasanya tidak adil ketika kampus ini hanya dibuka untuk beberapa kalangan saja,” demikian dikatakan Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, saat konferensi pers virtual pada Kamis (23/9/2021), seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Buka Bisnis Baru, Handika Pratama Berniat Bantu Masyarakat

Pelatihan bisnis digital ini merupakan langkah awal agar lebih banyak teman tuli yang dapat mempelajari konsep bisnis dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut sehingga mandiri secara ekonomi.

Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo sendiri merupakan pusat edukasi bisnis digital dari hulu sampai hilir yang dibuka secara gratis untuk semua kalangan. Kampus ini memiliki berbagai macam fasilitas penunjang, seperti ruang kelas, ruang pemotretan produk, simulasi gudang (werehouse), hingga video streaming untuk mendukung UMKM yang berkualitas.

Kurikulum yang akan didapatkan teman-teman tuli juga telah dirancang dan disesuaikan sedemikian rupa, termasuk akan didampingi oleh juru bahasa isyarat.

Secara umum, teman-teman tuli akan mendapatkan beberapa pelajaran, mulai dari pengenalan tentang lanskap dan konsep bisnis online di e-commerce, mengenal psikologi pembeli sebelum berjualan, cara penggunaan aplikasi Shopee dan fitur pendukung penjualan, hingga pengenalan tentang komunitas penjual.

“Melalui sejumlah pelatihan yang akan diikuti teman tuli, kami berharap kaum difabel tidak hanya pasif menjadi konsumen namun terlibat dalam proses bisnis dan masuk ke dalam lini produksi, distribusi, bahkan pemasaran,” ujar Radynal.

Baca Juga: 5 Cara Optimalkan SEO untuk Bantu Pemasaran Bisnis Online Anda

Ketua DPC Gerkatin Kota Surakarta, Galih Saputro, mengungkapkan pada masa pandemi teman-teman tuli menghadapi berbagai kesulitan, seperti pengangguran dan PHK. Masalah-masalah tersebut, tambah Galih, harus diselesaikan dan dicari solusinya.

“Teman-teman tuli juga pernah memulai bisnis tapi masih sepi dan akhirnya mengalami kerugian, ada banyak sekali teman-teman tuli yang mengalami kesulitan dalam memahami bisnis,” tutur Galih melalui juru bicara bahasa isyarat.

Ia mengatakan banyak tempat yang tidak menyediakan akses sesuai dengan kebutuhan teman-teman tuli sehingga mereka kesulitan untuk memahami bagaimana cara mencari pekerjaan dan menghadapi situasi pandemi yang berlangsung selama dua tahun belakangan.

“Sebetulnya teman-teman tuli ingin sekali belajar untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang bermacam-macam. Teman-teman tuli juga ingin belajar berbisnis, tapi caranya ini yang belum dipahami mereka. Mungkin 30 persen dari teman-teman yang saya lihat memiliki kemauan dalam berbisnis,” ujar Galih.

Ia mengatakan kesempatan yang dibuka Shopee dapat membantu teman-teman tuli sehingga mereka bisa membuka wawasan, menjadi berkembang, dan meningkatkan potensinya.

“Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap dapat memberi pengaruh baik kepada teman-teman tuli, tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia. Karena keterbatasan itu bukan menjadi hambatan untuk maju dan memulai bisnis online atau berwirausaha,” pungkas Radynal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI