Pariwisata Berkelanjutan, Destinasi Wisata Wajib Miliki Ketahanan Lingkungan dan Kesehatan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 23 September 2021 | 21:11 WIB
Pariwisata Berkelanjutan, Destinasi Wisata Wajib Miliki Ketahanan Lingkungan dan Kesehatan
Ilustrasi pariwisata berkelanjutan. (Sumber : Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar mengatakan pariwisata berkelanjutan tidak boleh cuma jadi kata-kata atau slogan.

Menurut Liz Ortiguera, CEO Pacific Asia Travel Association, pariwisata berkelanjutan di Indonesia tak bisa dilepaskan dari aspek ketahanan. PATA (Pacific Asia Travel Association) adalah sebuah LSM yang bergerak di bidang pariwisata di wilayah Asia Pasifik sejak 1951.

Sejak 1975, PATA telah bekerjasama dengan pemerintah Bali melalui Asia Division untuk membangkitkan potensi pariwisata lokal.

“Sustainability adalah kata yang sering digunakan di dunia pariwisata, sementara ketahanan adalah dasar dari sustainability. Ketahanan yang dimaksud adalah destinasi memiliki kapasitas dan tidak berdampak negatif,” kata dia, melansir ANTARA.

Baca Juga: Masih Sebatas Rencana, Pelaku Wisata Berharap Singapura Buka Akses Wisata

Bagi Liz, ketahanan yang harus dimiliki destinasi untuk mampu bangkit pasca pandemi adalah ketahanan lingkungan, kesehatan dan keselamatan, masyarakat, ekonomi, dan pengunjung destinasi.

“Sustainability berarti menjaga, bagaimana destinasi Anda menjaga keseimbangan ekosistem yang Anda miliki. Sementara ketahanan adalah bagaimana kita menyikapi setiap dampak negatif yang berpotensi datang”, tambah Liz.

Mengubah tantangan jadi kesempatan adalah cara untuk berupaya bangkit di tengah situasi sulit yang telah berlangsung dua tahun.

Sebelumnya, staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh, mengatakan Pariwisata berkelanjutan menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam pengembangan industri pariwisata.

Untuk bisa mewujudkannya, pemerintah akan menggandeng sejumlah pihak terkait, termasuk pelaku usaha hingga mahasiswa.

Baca Juga: Berharap PPKM di Bantul Turun Level, Dispar Siap Buka Sejumlah Destinasi Wisata

"Caranya kami mencoba merangkul berbagai pihak, termasuk universitas-universitas untuk menjadi pusat monitoring," katanya.

Dia menyebutkan beberapa observatorium pariwisata di Indonesia untuk program Sustainable Tourism Observatory, yakni Institut Teknologi Bandung, Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada.

Pengakuan dan apresiasi untuk pihak-pihak pengelola pariwisata yang sudah menerapkan prinsip ini juga penting. Sertifikasi ini sudah diberikan kepada beberapa tempat wisata, termasuk desa wisata.

Tujuan wisata yang mendapatkan sertifikasi ini dipastikan memang sesuai dengan standard dan kriteria yang sudah ditetapkan.

"Kita berharap seluruh proses pariwisata berkelanjutan dari produksi hingga konsumsi benar-benar menjadi kebutuhan industri pariwisata," tutupnya. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI