Suara.com - Pariwisata berkelanjutan menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam pengembangan industri pariwisata.
Untuk bisa mewujudkannya, pemerintah akan menggandeng sejumlah pihak terkait, termasuk pelaku usaha hingga mahasiswa.
"Caranya kami mencoba merangkul berbagai pihak, termasuk universitas-universitas untuk menjadi pusat monitoring," kata staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh dalam bincang-bincang daring Planet Tourism Indonesia, melansir ANTARA.
Dia menyebutkan beberapa observatorium pariwisata di Indonesia untuk program Sustainable Tourism Observatory, yakni Institut Teknologi Bandung, Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada.
Baca Juga: Blusukan ke Daerah Wisata Jadi Cara Sandiaga Uno Bangkitkan Sektor Pariwisata
"Ini signifikan agar pembangunan pariwisata kita menggunakan prinsip kriteria pariwisata berkelanjutan," katanya.
Pengakuan dan apresiasi untuk pihak-pihak pengelola pariwisata yang sudah menerapkan prinsip ini juga penting. Sertifikasi ini sudah diberikan kepada beberapa tempat wisata, termasuk desa wisata.
Tujuan wisata yang mendapatkan sertifikasi ini dipastikan memang sesuai dengan standard dan kriteria yang sudah ditetapkan.
"Kita berharap seluruh proses pariwisata berkelanjutan dari produksi hingga konsumsi benar-benar menjadi kebutuhan industri pariwisata," katanya.
Program-program yang sejalan dengan strategi ini telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk wisata kesehatan dan wisata kebugaran yang ingin dikembangkan Indonesia.
Baca Juga: Pelonggaran PPKM, Kota Malang Siap Terima Wisatawan Dengan Protokol Kesehatan Ketat
Sejak pandemi pariwisata di Indonesia sempat mengalami pasang surut, hal ini turut dirasakan oleh masyarakat lokal di daerah destinasi tertentu.
Bali misalnya, mengutip riset GIPI, di tengah pandemi sempat mengalami angka penurunan pengunjung hingga 93,24 persen.
Fenomena ini menjadi dorongan bagi pemangku kepentingan untuk membangkitan kembali pariwisata Indonesia pasca pandemi.
Di kesempatan yang sama Randy Durband, CEO Global Sustainable Tourism Council, mengatakan kunci menuju keberlanjutan pasca COVID-19 adalah introspeksi dan melihat ke dalam.
"Pariwisata benar-benar sangat rapuh, namun di sektor pariwisata, pengunjung selalu datang kembali. Terlepas dari segala macam kesulitan seperti bencana alam yang dapat mengganggu pariwisata dan tujuan spesifiknya," paparnya.