Dr. Reisa Beberkan Kunci Keberhasilan PTM, Apa Saja?

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 22 September 2021 | 20:44 WIB
Dr. Reisa Beberkan Kunci Keberhasilan PTM, Apa Saja?
Ilustrasi Sekolah Tatap Muka (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 sekaligus Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan kunci keberhasilan pembelajaran tatap muka alias PTM.

"Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita, guru, orangtua, dan murid," ujar dr. Reisa dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (22/9/2021).

Ia meminta masyarakat menjaga situasi kondusif dalam pengendalian Covid-19 ini, agar PTM dapat berlanjut.

"Namun, apabila disiplin kita semua turun dan kasus naik kembali, maka PTM harus dikurangi dan PJJ (pembelajaran jarak jauh) kembali menjadi opsi," katanya.

Baca Juga: Soroti Sekolah Curi Start PTM, DPR Ingatkan Jangan Asal Buka Sekolah

Hal itu, lanjut dia, sesuai dengan "public health social measure" WHO yang menjadi rujukan pemerintah sebagai indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Dalam kesempatan itu, dr. Reisa juga menyampaikan, dari hasil pemantauan di sekitar Pulau Jawa, PTM mengajarkan banyak hal kepada guru, orangtua dan peserta didik lainnya.

Pertama, pemandangan kedatangan dan kepulangan sekolah sekarang dipenuhi dengan ketertiban antrean, terutama untuk diperiksa kondisi kesehatan dan untuk mencuci tangan sebelum masuk ke ruangan kelas.

Kedua, budaya mengantar dan menjemput anak dari dan ke sekolah ini kembali membudaya di antara hampir semua orangtua yang anaknya ikut serta percobaan PTM.

"Karena banyak pihak sekolah yang mewajibkan orangtua untuk mengantar dan menjemput anaknya agar meminimalisir risiko tertular Covid-19 dalam perjalanan pergi ataupun pulang dari sekolah," kata dr. Reisa.

Baca Juga: Puan Maharani: Sekolah Jangan Curi Start PTM, Keselamatan Siswa Hal Utama

Ketiga, beberapa sekolah sudah menganggap konsep campuran daring dan luring menjadi sebuah kesatuan yang perlu terus dibiasakan dalam proses belajar mengajar selama pandemi.

"Bahkan mungkin nanti sampai setelah pandemi," tuturnya.

Ia juga menyampaikan, beberapa sekolah di Jawa Tengah mulai mendiskusikan "blended hybrid learning" sebagai opsi praktik belajar mengajar.

"Terutama mengantisipasi naik turunnya kasus atau tingkat kondisi penularan Covid-19 atau kita kenal sebagai naik turunnya level PPKM," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI