Suara.com - Kesenjangangender hingga kini masih kerap terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia. Dalam situasi demikian, perempuan seringkali jadi pihak yang terdampak.
Menurut Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Lenny Nurhayanti Rosalin, kesenjangan gender terjadi karena masih ada stereotipe yang menghalangi perempuan.
“Dengan adanya stereotipe ini, kita abai adanya perbedaan peran, pengalaman, kebutuhan, aspirasi, dan permasalahan antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya dalam acara The Launch Of Kartini Peternak Indonesia, Rabu (22/9/2021).
“Akibatnya, perbedaan itu yang memengaruhi akses dan kontrol, serta partisipasi dari manfaat pembangunan,” lanjutnya.
Baca Juga: Sikap Aurel Hermansyah ke Krisdayanti saat Gender Reveal Party Disorot: Anak Berbakti
Ia memaparkan, bahwa Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia dalam rentang tahun 2010-2020 tidak mengalami peningkatan.
Dari indikator tersebut terungkap bahwa kesenjangan perempuan masih terlihat dari pengeluaran perkapita. Dibanding dengan laki-laki misalnya, rata-rata pengeluaran perkapita mencapai Rp. 15,8 juta/tahun. Sedangkan bagi perempuan, mencapai Rp. 9,2 juta/tahun.
“Terlihat selama sepuluh tahun tidak meningkat, dan kesenjangannya masih tetap menganga,” ungkapnya lebih lanjut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, ia mengatakan bahwa perlu mendorong adanya kepemimpinan perempuan. Karena ini memiliki peran dalam sektor profesional. Baik itu di dunia usaha hingga di bangku parlemen.
Hal ini terlihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), dengan komponen angka partisipasi perempuan dalam bidang parlemen dan profesional.
Baca Juga: Meretas Jalan Panjang Keadilan Gender dalam Bisnis dan Perdagangan
“Terlihat dari sepuluh tahun lebih baik dari IPG. Jadi meningkat sedikit, dan kontribusinya ada di parlemen. Jadi women leadership ini penting, baik itu di dunia parlemen maupun usaha,” ungkapnya.
“Angka partisipasi perempuan di parlemen hanya 20 persen. Sedangkan tenaga profesional juga kecil, yakni sekitar 40 an persen,” pungkasnya.