Banyak Masyarakat tak Sadar Bahaya Kemasan Makanan Sekali Pakai

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 20 September 2021 | 12:52 WIB
Banyak Masyarakat tak Sadar Bahaya Kemasan Makanan Sekali Pakai
Ilustrasi kemasan makanan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut data Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, diperkirakan hanya sembilan persen sampah plastik di dunia yang didaur ulang, sementara 79 persen sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah.

Akibatnya, sampah plastik kian menumpuk dan polusi tanah semakin memburuk.

Dikatakan Senior Vice President dan Global Business Unit Head Industrial Paper Christopher Wong, setidaknya ada 300 juta metrik ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia.

Karena itu juga, dunia seakan dituntut untuk segera menemukan solusi agar tumpukkan sampah tak terus menggunung.

Baca Juga: Miris! 2,6 Juta Ton Sampah Plastik Dibuang ke Aliran Sungai di Indonesia

Ilustrasi kemasan makanan / minuman. (Unsplash)
Ilustrasi kemasan makanan / minuman. (Unsplash)

Salah satunya dilakukan oleh produsen kertas kemasan makanan dan minuman Foopak Bio Natura yang berinisiatif mengganti kemasan plastik dan kemasan makanan sekali pakai dengan produk yang dapat didaur ulang sepenuhnya.

Bahan baku kemasan ramah lingkungan yang digunakan juga dapat diolah kembali menjadi kompos, baik melalui fasilitas pengomposan industri maupun rumah konsumen.

"Banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa kebiasaan menggunakan plastik kemasan makanan ataupun wadah berbasis kertas dapat berdampak buruk terhadap lingkungan."

"Ditambah lagi, masih banyak pusat daur ulang yang tidak dilengkapi dengan teknologi untuk memisahkan plastik dari sampah kertas," ujar Christopher Wong dikutip dari siaran tertulis, Senin (20/9/2021).

Belum lama ini, Foopak Bio Natura juga telah menerima sertifikasi bebas plastik dari Flustix, sebuah badan sertifikasi bebas plastik internasional yang berbasis di Jerman. Sertifikat tersebut diberikan setelah melalui serangkaian pengujian analitik bertingkat yang ketat.

Baca Juga: Musisi Gede Robi Ungkap Cara Masyarakat Bali Atasi Masalah Sampah Plastik

Dikatakan oleh Wong, produk kertas yang digunakan adalah sumber kayu alami bersertifikat tanpa penambahan polimer plastik. Dengan penggunaan bahan tersebut, ia berharap perusahannyq dapat berkontribusi penuh dalam memerangi polusi plastik yang banyak ditemui di industri makanan dan minuman.

"Sertifikasi ini membantu kami semakin cepat dalam mengurangi jejak karbon dan lingkungan dari industri F&B. Kami berkomitmen untuk dapat menciptakan rantai pasokan hijau yang berkelanjutan tanpa efek berbahaya bagi konsumen dan lingkungan."

"Bersama dengan mitra kami, kami berupaya untuk mencapai tujuan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," tambahnya.

Ia mengatakan, pihaknya juga berperan aktif dalam membantu visi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah plastik pada tahun 2025, serta mencapai net-zero pada tahun 2040 melalui Sustainable Roadmap 2030.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI