Suara.com - Dampak limbah plastik bagi lingkungan benar-benar nyata. Sebab, plastik merupakan limbah yang sulit terurai secara alami.
Bahkan pengamat sekaligus aktivis lingkungan mengungkap jika plastik pertama yang diciptakan tahun 1907 masih ditemukan dan belum terurai hingga 2021 saat ini.
Kondisi ini menambah parah situasi, setelah beberapa waktu silam Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB memperkirakan di 2050 jumlah plastik di lautan mengalahkan jumlah ikan.
"Jadi kalau tidak bisa dibakar entah di mana di satu tempat, plastik-plastik ini akan tetap ada, di bumi kita. Plastik yang digunakan pada tahun 1907, ketika pertama kali plastik ditemukan ini, masih ditemukan sekarang karena tidak terurai," ujar Penasihat Lingkungat, Henriette Faergemann sekaligus delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, dalam acara diskusi, Sabtu, (18/9/2021).
Baca Juga: SALUT! Bocah Pemulung Tekun Belajar Ditemani Sampah Plastik
Henriette menambahkan, jika plastik pertama di dunia masih belum terurai, maka bukan tidak mungkin plastik yang diproduksi dan digunaan saat ini akan ditemukan anak, cucu, cicit dan keturunan umat manusia berpuluh-puluh tahun bahkan berabad-abad kemudian.
Mirisnya, kata Henriette, banyak penelitian menemukan produksi plastik terus bertumbuh. Bahkan 10 tahun belakangan, jumlah plastik mengalahkan total plastik yang diproduksi sejak awal ditemukan hingga 2000.
"Jadi produksi plastik bertumbuh dengan sangat besar, plastik juga tidak bisa terurai sendiri," ungkap Henriette.
Banyak penelitian juga membuktikan jika sampah plastik sangat berdampak pada kehidupan laut. Bahkan bisa membunuh hewan mamalia laut seperti paus, penyu, dan burung laut yang tidak sengaja memakan mikro plastik yang dikira sebagai makanan.
"Banyak penelitian juga memperkirakan bahwa, sampah plastik jumlahnya luar biasa besar, antara 15 sampai 21 triliun plastik di samudra kita, Samudra Atlantik, Samudra Arktik sampai Antartika, Pasifik hingga Hindia," jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Hasilkan 8 Juta Ton Sampah Plastik Tiap Tahun, Hanya 3 Juta yang Bisa Diolah
Adapun mayoritas atau 80 persen plastik yang paling banyak ditemukan di lautan, di antaranya adalah botol plastik, kantong plastik, gelas plastik, sedotan, dan plastik yang digunakan sekali pakai.