Suara.com - Pemakaman menjadi penghormatan terakhir yang dilakukan terhadap seseorang yang baru meninggal. Setiap agama memiliki kepercayaan masing-masing dalam cara menguburkan jenazah.
Namun, selain faktor agama, budaya juga bisa mempengaruhi prosesi pemakanan yang mungkin dianggap tak lazim. Seperti meletakan mayat di atas tebing, meninggalkan rokok pada mulut mayat, hingga adanya penari telanjang saat upacara pemakaman.
Dikutip dari Mirror, berikut enam negara dengan budaya pemakaman yang unik .
1. Pemakaman di atas air - Skandinavia
Baca Juga: Kerja Jadi Penari Telanjang, Cara Kreatif Wanita Ini Saat Beritahu Orangtuanya Viral
Dikenal dari puisi Norse kuno dan kisah-kisah Islandia, pemakaman terjadi di atas kapal. Jenazah dibaringkan di kapal dan diberi persembahan kuburan. Setelah itu, tumpukan batu dan tanah akan diletakkan di atas atanya untuk membuat tumulis (tanah kuburan.)
Ide pemakanan di atas air itu justru menjadi diinginkan oleh banyak orang saat ini.
2. Manik Kematian - Korea Selatan
Manik-manik kematian bukanlah tren mode, melainkan cara untuk menghormati orang yang meninggal di Korea Selatan. Ide manik-manik kematian menjadi populer sejak aturan pemerintah yang mengharuskan menghilangkan kuburan yang sudah berusia 60 tahun.
Aturan tersebut diberlakukan karena Korea Selatan kehabisan ruang untuk pemakaman. Namun, perubahan budaya juga telah meningkatkan tingkat kremasi, dan manik-manik dipandang lebih sehat.
Baca Juga: Pedagang Bakso Relawan Pemakaman Jenazah Covid: Stop Jualan Demi Tugas
3. Sebatang rokok di bibir dan Pemakaman di tebing - Filipina
Orang-orang Tinguian di Filipina mendandani jenazah dengan pakaian terbaik mereka dan mendudukkan tubuh di kursi. Tubuh kemudian akan tetap di sana selama beberapa minggu. Seringkali dipasangkan rokok yang menyala dan ditempatkan di antara bibir.
Mayat juga dikubur dalam posisi duduk dan tangan wanita diikat ke kaki mereka untuk mencegah 'hantu berkeliaran'.
Budaya suku Igorot di Provinsi Pegunungan, Filipina Utara, juga punya tradisi unik pemakaman. Yakni, mempraktikkan tradisi mengubur orang mati di peti kemudian digantung di tebing.
Namun tradisi tersebut hanya terjadi setiap beberapa tahun. Peti mati diikat atau dipaku di sisi tebing. Sementara peti hanya berukuran sekitar satu meter, karena mayat dikubur dalam posisi seperti bayi dalam kandungan.
Sebelum dibawa untuk dimakamkan, peti dibungkus lagi dengan selimut dan diikat dengan daun rotan. Sekelompok kecil laki-laki kemudian membuat lubang di sisi tebing untuk dipalu sebagai penyangga peti mati.
Kemudian, kelompok memanjat sisi tebing dan menempatkan mayat di dalam peti kayu yang telah dilubangi.
4. Pemakaman langit - Tibet
Hampir serupa dengan suku Igorot, di Tibet, mayat juga dimakamkan di atas ketinggian. Namun bedayanya ditelakan di puncak gunung dan dibiarkan membusuk atau dimakan oleh hewan liar.
Tradisi itu menjadi jenis ekskarnasi khusus yang dipraktikkan di provinsi-provinsi Tiongkok dan daerah-daerah otonom di Tibet, Qinghai, Sichuan, dan Mongolia
Penduduk desa akan membawa mayat ke situs pemakaman langit dengan kuda atau mobil. Kemudian pemimpin upacara pemakaman langit akan melakukan ritual di seluruh tubuh.
Setelah burung mengitari area pemakaman, tuannya akan memotong tubuh menjadi potongan-potongan kecil untuk pesta, dan jika burung nasar memakan seluruh tubuh, itu dianggap sebagai pertanda baik.
5. Mengejar orang mati - Madagaskar
Famadihana adalah 'hari kematian' untuk Madagaskar, diadakan setiap lima hingga tujuh tahun. Saat situlah keluarga akan menggali makam leluhur mereka dan membungkus mereka kembali dengan kain kafan yang baru.
Mereka mengharumkan tubuh, menari dengan mayatnya, bahkan berbagi cerita dengan mayat tentang segala peristiwa yang terjadi setelah mereka meninggal.
6. Penari telanjang pemakaman - Cina
Seperti dilansir BBC , penari telanjang digunakan untuk meningkatkan kehadiran pemakaman karena kerumunan besar dipandang sebagai tanda kehormatan bagi almarhum. Dapat dimengerti jika tadisi itu tidak sesuai dengan selera kebanyakan orang.