Prinsip itulah yang sampai saat ini selalu dipegang teguh oleh Ansari, mulai dari ia mendirikan Sang Pisang hingga melebarkan berbagai bisnis lainnya yang ada di bawah naungan PT Harapan Bangsa Kita.
2. Ikut-ikutan tren semata, bukan menjawab kebutuhan
Tren memang menarik perhatian pasar, namun keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis. Membangun bisnis yang hanya sekadar berlandaskan mengikuti tren terkini umumnya sulit berkembang, bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup.
Anton Hermawan Sugondo, Founder dan Owner Panama Sandals, menceritakan bahwa sebelum membangun Panama Sandals, dirinya pernah berbisnis kentang goreng Belgia yang saat itu tengah tren.
"Ini menjadi sebuah contoh nyata bahwa bisnis karena tren semata sulit untuk berkembang. Berangkat dari kisah tersebut, saya belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin kita sasar dan memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar," katanya.
Ketimbang menjadikan tren sebagai dasar utama dalam berbisnis, pebisnis dapat menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Kurangnya kesiapan menghadapi risiko bisnis
Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis. Berani memulai bisnis berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko.
“Salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis saya sebelumnya gagal adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko. Saya hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa saya hindari," kata Raymond Chin, CEO & Co-Founder Ternak Uang.
Raymond pun menegaskan pentingnya para pebisnis pemula untuk menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan dengan menyiapkan perencanaan bisnis.
Perencanaan bisnis bisa dibuat sederhana tapi solid dengan fokus pada tiga hal utama, yaitu produk, pemasaran, dan operasional. Fokus menentukan unique selling points dari produk atau jasa bisnis, tentukan saluran pemasaran yang tepat dan buat strategi mulai dari cara menjaga operasional bisnis hingga menghadapi kegagalan bisnis.
"Perencanaan bisnis inilah yang juga menjadi dasar yang saya terapkan dalam mengembangkan Ternak Uang bersama dua rekan saya lainnya,“ pungkas Raymond.
Baca Juga: Beli Monstera Senilai Rp 225 Juta, Petani Sebut Tanaman Hias Bisa Stres di Tempat Baru