Inovatif, 6 Mahasiswa Berhasil Ciptakan Aplikasi Pembeda Jenis Batik

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 15 September 2021 | 19:20 WIB
Inovatif, 6 Mahasiswa Berhasil Ciptakan Aplikasi Pembeda Jenis Batik
Ilustrasi batik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Batik diidentikkan sebagai kain tradisional Nusantara yang banyak ditemui di berbagai wilayah Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura, Tasikmalaya, dan Cirebon.

Mengutip laman Indonesia.go.id, setidaknya ada 23 provinsi di Indonesia yang memiliki batik dengan corak khas sendiri.
Batik sendiri dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan cairan malam pada kain, kemudian diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan suatu daerah.

Namun belakangan, mulai banyak beredar batik cap dan batik print. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara batik asli yang diproduksi menggunakan malam, dengan batik cap atau print.

Melihat fenomena ini, enam mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Jawa Tengah menciptakan aplikasi Naratik yang bisa membantu masyarakat untuk membedakan berbagai jenis batik berdasarkan dari proses pembuatannya.

Baca Juga: Keren, Saat Masyarakat Namibia Belajar Bikin Batik Bareng Orang Indonesia

Ketua Tim Pencipta Naratik, Farrel Athaillah Putra, dalam siaran pers yang dikutip dari Antara, mengatakan bahwa aplikasi di bidang industri batik tersebut memadukan kearifan lokal dengan kecerdasan buatan.

Selain Farrel, ada tiga rekannya dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, yakni Dwi Anggun Cahyati Jamil, Suhaili Faruq, dan Briliantino Abhista Prabandanu.

Tim aplikasi Naratik juga diperkuat oleh Firsta Adi Pradana dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Riqqah Fadiyah Alya dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto.

Menurut dia, ide penciptaan Naratik bermula dari permasalahan yang dihadapi masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya tentang motif-motif batik.

"Masih banyak yang belum bisa membedakan antara batik tulis, cap, dan cetak," katanya.

Baca Juga: Wow, Kain Batik Ternyata Sangat Diminati Masyarakat Namibia

Karena ketidaktahuan masyarakat, pada akhirnya marak terjadi penipuan harga antara batik tulis dan cetak yang berakibat terhadap penurunan kepercayaan konsumen.

Kecerdasan buatan dalam aplikasi ini, lanjut dia, mampu mengklasifikasikan keaslian batik, termasuk informasi dan sejarah tentang berbagai motif batik.

Aplikasi ini, kata dia, juga memiliki informasi tentang toko yang menjual kain batik dengan motif yang diinginkan.

Cara penggunaan aplikasi ini pun sangat mudah, yaitu cukup mengakses motif yang ingin diketahui informasinya melalui kamera telepon seluler yang sudah dipasang aplikasi Naratik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI