Suara.com - Orangtua pasti ingin yang terbaik untuk sang anak, apalagi seorang ibu. Tak heran jika sering ditemui orangtua yang mendorong anaknya untuk melakukan hal-hal tertentu.
Seperti yang dilakukan oleh seorang ibu di Hangzhou, Tiongkok ini. Ia meminta putrinya, Yuanyuan, untuk melakukan cara ekstrem demi bisa tampil dengan badan yang tinggi dan langsing.
Melansir Oddity Central, ibu yang tidak disebutkan namanya itu membiasakan Yuanyuan untuk melakukan lompat tali sebanyak seribu kali setiap hari. Ia ingin penampilan anaknya berubah.
Yuanyuan sendiri memiliki tinggi 158 sentimeter dan berat badan hampil 120 kilogram. Jadi ibunya berpikir bahwa latihan ini bisa membantu putrinya untuk bertambah tinggi sekaligus sedikit lebih kurus.
Baca Juga: Bikin Merinding! Kisah Anak Kehilangan Ortu di Hari yang Sama: Cinta Sejati Memang Ada
"Meksipun dia baru saja menstruasi pertama. Epifisisnya belum sepenuhnya tertutup. Jika dia bisa memanfaatkan kesempatan tahun ini, dia masih bisa tumbuh setidaknya jadi 1,6 meter," kata sang ibu melansir Oddity Central, Selasa (14/9/2021).
"Selain itu, lebih banyak olahraga juga bisa membantunya menurunkan berat badan. Aku ingin dia lebih tinggi dan lebih kurus. Jadi dia terlihat lebih cantik," lanjut dia lagi.
Tapi karena tak melihat hasil signifikan, Yuanyuan dipaksa untuk menambah jumlah lompatannya menjadi 3000 kali per hari. Ia diwajibkan lompat masing-masing 1000 kali di pagi, siang, dan malam hari.
Lalu, apakah cara ini berhasil membuat Yuanyuan bertambah tinggi dan langsing? Ternyata tidak. Efek yang muncul justru sebaliknya, Yuanyuan menderita cedera serius di bagian sensi gara-gara latihan ekstrem ini.
Kondisi itu terungkap setelah Yuanyuan diperiksa oleh ahli ortopedi. Awalnya Yuanyuan sudah mengeluh sakit di bagian lutut, tapi ibunya tidak mempedulikan itu dan menganggapnya malas latihan.
Baca Juga: Dikira Cupu Ternyata Suhu, Viral Hasil Makeup Anak SMA Sukses Bikin Terpesona
Alhasil, Yuanyuan masih terus dipaksa melakukan lompat tali hingga kondisinya benar-benar memburuk. Gadis berusia 13 tahun itu sekarang divonis mengalami traksi apophysitis dari tuberkulum tibialis.
Sayangnya, ini bukan kasus pertama yang terjadi di Tiongkok. Departemen Traumatologi di Rumah Sakit Ortopedi Pengobatan Tradisional Tiongkok melaporkan ada kasus serupa yang dialami oleh seorang anak laki-laki belum lama ini.
Dokter memperingatkan para orangtua bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tidur, nutrisi, hingga genetika. Jadi, olahraga saja sebenarnya tidak cukup.