Suara.com - Bersyukur merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan kebahagiaan seseorang. Biasanya, seseorang yang mudah menerima semuanya dengan rasa syukur, memiliki tingkat rasa kesejahteraan yang tinggi mulai dari rasa senang hingga kepuasan.
Menurut peneliti psikologi Sonja Lyubomirsky, rasa syukur dan kebahagiaan memiliki makna yang positif bagi kesejahteraan jiwa.
Dikutip dari Very Well Mind, seorang Terapis Amy E. Keller mengatakan, pernikahan dan keluarga tidak lepas dari yang namanya membangun kebahagiaan. Ketika merasa bahagia, maka hidupnya lebih bermakna, dan mudah menghargai apa yang dimilikinya.
“Ketika saya berbicara tentang kebahagiaan dengan klien, saya menekankan perasaan memiliki tujuan dan terhubung, serta menumbuhkan kepuasan, harga diri, yang mendukung rasa syukur dalam kebahagiaan,” ungkapnya.
Baca Juga: Ulang Tahun Ke-31, JNE Deklarasikan Hari Bahagia Bersama
Manfaat dari rasa bersyukur
Banyak bukti ilmiah yang telah menunjukkan bahwa rasa syukur memiliki dampak luas bagi kesehatan. Ketika seseorang bersyukur dan menerima semuanya dengan apa adanya, ini mencerminkan kesehatan fisik sekaligus mental mereka.
Rasa syukur juga memiliki dampak kuat bagi kesejahteraan psikologis. Antara lain dapat meningkatkan rasa harga diri, emosi positif, dan rasa optimis saat menjalani hidup. Ketika merasa bahagia dan bersyukur, tentu tubuh akan memproduksi bahan kimia.
“Saat bersyukur, ini akan mengaktifkan neurotransmitter seperti dopamin yang meningkatkan kebahagiaan. Begitu juga serotonin yang mengatur suasana hati kita,” ungkap Amy E. Keller.
“Rasa syukur dapat melepaskan oksitosin otak, yakni hormon yang menginduksi perasaan seperti kepercayaan dan kemurahan hati yang meningkatkan ikatan sosial, dan perasaan terhubung,” pungkasnya.
Baca Juga: Sudah Umur 31 Tahun, JNE Deklarasikan Hari Bahagia Bersama