Suara.com - Ada rahasia jika ingin hubungan asmara bisa bahagia, yakni dengan memiliki sense of personal powers atau kemampuan diri yang kuat. Hal ini telah diungkap lewat penelitian yang terbit di Journal of Social and Personal Relationship.
Studi ini menganalisis survei sebanyak 181 pasangan, yang menunjukkan bahwa orang dengan kuat rasa secara objektif tidak membuat perbedaan dalam kualitas hubungan, baik itu lewat faktor pendidikan dan ekonomi.
Dari 181 pasangan heteroseksual, para peserta yang diuji coba berusia antara 18 hingga 73 tahun, rata-rata pasangan dalam penelitian ini telah menjalin hubungan bersama selama hampir 8 tahun.
Namun ada juga yang baru berjalan satu bulan, dan tiga perempat dari pasangan lain disebut tidak menikah dan bertunangan. Peserta yang masuk dalam penelitian ini diberikan serangkaian pertanyaan tentang kualitas hubungan mereka. Mulai dari seksualitas, kepercayaan, dan ketertarikan satu sama lain.
Baca Juga: 5 Tanda Rasa Cinta Pasangan Sudah Berkurang, Perhatikan Baik-baik!
Selain itu, para peserta juga diberikan pertanyaan tentang pengalaman mereka selama berhubungan. Dengan mengukur faktor kekuasaan posisi, prestasi, pendidikan, dan situasi keuangan peserta.
Melansir dari Very Well Mind, ketika kedua pasangan yang memiliki kemampuan kuat dapat memengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan. Tentunya, rasa yang kuat ini cenderung menghasilkan kepuasan dalam berhubungan.
“Rasa yang kuat seperti yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan cara bahwa pasangan merasa dihargai dan dianggap oleh pasangan lainnya,” ungkap Terapis Catherine O’Brien, MA.
“Dalam pengalaman saya, pasangan yang memiliki kemampuan atau karakteristik ini cenderung lebih bahagia,” lanjut Catherine.
Di sisi lain, menurut Konselor Pasangan Emily Altman, MA, pasangan yang merasa dihargai dan dianggap satu sama lain, memiliki rasa yang tinggi dalam membagi beban dan pengambilan keputusan.
Baca Juga: 4 Hal Ini Membuktikan Bahwa Kamu dan Pasangan Memang Sudah Siap Menikah
“Banyak pasangan yang menginginkan ketegasan dalam hubungan mereka. Contoh besarnya yakni argumen yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari apa yang harus dimakan saat makan malam misalnya. Juga sejumlah argumen atas tekanan sehari-hari yang muncul,” lanjut Emily.
Terlebih lagi, pasangan yang memiliki kekuatan rasa satu sama lain lebih percaya diri dalam memiliki pasangan sesuai kebutuhan mereka. Dan mereka tidak mengandalkan hubungan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan.
“Seseorang dengan rasa yang kuat tidak bergantung pada pasangannya. Mereka dapat mengenali kekuatan mereka, cenderung tidak mencari persetujuan, dan menghindari hubungan beracun karena mereka fokus pada nilai, harga diri, dan kebahagiaan di luar hubungan,” ungkap Catherine O’Brien.