Suara.com - Sulit berkata tidak kepada orang lain? Jangan-jangan kamu adalah seorang people pleaser, yang lebih sering menyenangkan orang lain daripada menyenangkan diri sendiri.
Meski berbuat baik kepada orang lain itu penting, menjadi people itu melelahkan, lho. Ini karena kamu membuang-buang waktu atau energi yang kamu miliki.
Dikatakan Ni Made Putri Ariyanti, M.Psi., Psikolog, perilaku people pleasing biasanya muncul karena kepercayaan diri yang rendah. Faktornya ada banyak, mulai dari trauma sampai orangtua yang menuntut anaknya untuk menjadi pribadi yang membanggakan.
Dalam rilis yang diterima Suara.com, psikolog dari aplikasi konsultasi psikologi Riliv tersebut menjelaskan lebih lanjut kalau people pleasing dapat memunculkan rasa frustrasi, karena orang-orang yang memanfaatkan people pleaser tidak menyadari pengorbanan yang diberikan.
Baca Juga: Masih Ada yang Anggap Covid-19 Cuma Konspirasi, Pakar Psikologi Singgung Krisis Sosial
Selain sulit berkata tidak, people pleaser juga memiliki tanda-tanda lainnya, di antaranya:
1. Sering meminta maaf, meski tidak salah
Tiada hari berlalu tanpa kamu meminta maaf. Bahkan, kamu selalu siap untuk disalahkan, meskipun itu sebenarnya adalah kesalahan orang lain.
Kamu berpikir, lebih baik meminta maaf daripada mendapati orang lain memusuhimu, atau bahkan membencimu.
2. Memerlukan validasi dari orang lain
Kamu percaya kalau kamu hanya pantas disukai oleh seseorang kalau kamu telah memberikan semua yang kamu miliki kepadanya.
Karena kamu takut akan penolakan, kamu pun berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan pujian dan persetujuan dari orang tersebut.
Baca Juga: 3 Cara Dahsyat yang Bantu Kamu Mengurangi Dampak Buruk dari Obsesi Berlebih
3. Merasa bersalah setelah melakukan sesuatu
Menjadi people pleaser artinya berkata “ya” pada setiap kesempatan, atau melakukan segala hal yang diminta orang lain terhadapmu.
Misalnya, kamu tidak ingin pergi ke sebuah acara, tetapi kamu tetap datang. Akhirnya, kamu merasa bersalah karena membuang-buang waktumu, padahal kamu bisa mengisinya dengan me-time.
Lalu, bagaimana cara berhenti menjadi people pleaser? Simak caranya untuk keluar dari situasi yang membuatmu tersiksa ini.
1. Menolak dengan sopan ajakan teman dan berikan alasan yang jelas
Sebelum mengatakan "tidak", kamu harus menyadari lebih dulu apa penyebab dirimu ingin menyenangkan orang lain. Kemudian, tetapkan batasan dengan mengetahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, serta apa yang kamu suka dan tidak suka.
Saat mengatakan "tidak", berikan penjelasan namun jangan berlebihan. Untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain, kamu bisa mengawali penolakan dengan pujian dan akhiri dengan terima kasih. Misalnya, "Terima kasih sudah mengajak aku, sayangnya aku tidak bisa hadir, tapi lain kali beritahu aku ya."
2. Meminta maaf dengan sungguh-sungguh
Jangan meminta maaf hanya karena kamu ingin merasa lebih baik mengenai dirimu sendiri. Permintaan maaf tidak ada artinya kalau tidak sungguh-sungguh. Alih-alih mengatakan “maaf” saja, kamu dapat meminta maaf dengan berkata, “Maaf, saya janji tidak akan melakukannya lagi.” Atau bisa juga dengan mengatakan, “Maaf, saya merasa tidak enak sekali.”
3. Temukan validasi dari dirimu
Berhentilah mencari validasi dan apresiasi dari orang lain, karena kamu hanya perlu menemukannya dari dalam dirimu sendiri.
Lakukan aktivitas yang membuatmu merasa senang karena mencapai sesuatu. Bersenang-senanglah bersama teman-temanmu tanpa harus melakukan sesuatu untuk mereka.
Yang terpenting, nikmati kebahagiaan yang kamu rasakan tanpa merasa bersalah. Kalau kamu merasa senang, kamu tidak perlu menyenangkan orang lain.