Suara.com - Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan sel sprema bertemu dengan sel telur saat aktivitas seksual. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan medis, kehamilan bisa dicegah meskipun masih melakukan aktivitas seksual. Pencegahan kehamilan ini disebut sebagai kontrasepsi.
Ada beberapa jenis kontrasepsi yang bisa dilakukan, baik oleh laki-laki dan juga perempuan. Dikutip dari Ruang Guru, berikut jenis kontrasepsi yang ada:
1. Kontrasepsi alami
Pencegahan kehamilan ini dilakukan secara alami dengan menghitung masa subur perempuan berdasarkan sistem kalender. Jika kontrasepsi alami digunakan, pasangan tersebut tidak boleh melakukan hubungan seks selama masa subur perempuan.
2. Koitus interuptus
Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Dengan begitu, sel sperma tidak akan bertemu dengan sel telur.
Baca Juga: Perempuan Perimenopause Masih Bisa Hamil, Kapan Harus Berhenti Kontrasepsi?
3. Kontrasepsi kimiawi
Sesuai dengan namanya, kontrasepsi kimiawi digunakan dengan bantuan jeli, busa, krim, dan supositoria spermisida (pembunuh sperma). Zat-zat tersebut merupakan toksik bagi sperma, sehingga sel sperma menjadi mati sebelum sempat bertemu sel telur.
4. Metode sawar mekanis
Metode ini mencegah pergerakan sperma ke tuba Fallopi. Contoh alat yang digunakan untuk metode ini adalah diafragma, kondom untuk laki-laki dan perempuan.
5. Sterilisasi
Ini merupakan metode permanen untuk mencegah penyatuan sperma dengan ovum melalui operasi. Jenis sterilisasi ada 2 jenis, yaitu vasektomi dan tubektomi.
Vasektomi dilakukan pada laki-laki dengan cara memotong vas deferen. Setelah vas deferen dipotong, kedua ujung seluran diikat agar sperma tidak dapat mengalir, sehingga cairan semen tidak mengandung sperma.
Sedangkan tubektomi (ligasi tubu) dilakukan pada perempuan, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran tuba fallopi sehingga ovum tidak bisa memasuki uterus.
Baca Juga: Inovasi Terbaru, DKT Indonesia Luncurkan KB Suntik 2 Bulanan
6. Metode KB
Cara ini merupakan pencegahan ovulasi pada perempuan. Ada empat cara yang bisa digunakan, yaitu dengan pil KB, susuk KB, suntik KB, dan penghambatan implantasi.
Pil KB mencegah ovulasi dengan menekan sekresi gonadotropin. Pil KB juga mengandung steriod sintetik mirip estrogen dan progesteron.
Sementara susuk KB, dikenal juga sebagai alat kontrasepsi di bawah kulit atau implan. Susuk KB berisi levornorgestrel. Fungsi levornorgestrel antara lain menghambat ovulasi, menipiskan endometrium, serta menghambat pergerakan sperma karena lendir serviks mengental dan berjumlah sedikit.
Kemudian suntik KB mengandung Depo Medroxyprogesterone Acetate (progestin) yang bekerja menghambat ovulasi dan mengentalkan lendir serviks.
Terakhir, penghambatan implantasi dapat dilakukan dengan cara memblokade implantasi.