Suara.com - Timbal menjadi salah satu bahan kontaminasi dalam cat yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Paparan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tubuh hingga saraf.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa paparan timbal menelan biaya mencapai 977 miliar dollar AS setiap tahunnya atau setara dengan Rp14.090 triliun (kurs Rp14.422 per dollar AS) dengan sebagian besar beban jatuh pada keluarga di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kondisi ini membuat sejumlah produsen cat, seperti salah satunya Mowilex melakukan inisiatif untuk menghentikan produksi cat kayu dan besi yang mengandung timbal diatas 90 ppm pada 2019. Mereka menggantinya dengan bahan pewarna organik.
“Paparan timbal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan kami telah menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk mengatasi bahaya tersebut,” Presiden Direktur Mowilex, Niko Safavi, dalam keterangannya, Minggu, (5/9/2021).
Baca Juga: Sentil Demokrat Soal Warna Pesawat Kepresidenan, Alifurrahman: Cat Hambalang Warna Biru!
Niko menjelaskan, bahwa setelah berhenti memproduksi Cat Kayu dan Besi yang mengandung timbal pada tahun 2019, langkah itu sekaligus menjadikkan mereka berada satu tahun lebih awal dari target penghentian yang ditetapkan oleh Aliansi Global untuk Menghilangkan Cat Bertimbal.
Aliansi yang diorganisir oleh WHO dan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, melaporkan bahwa 79 negara telah menetapkan batasan yang mengikat secara hukum untuk produksi, impor, dan penjualan cat bertimbal per Desember 2020.
Batasan tersebut bervariasi di tiap negara, 90 ppm di Amerika Serikat, 100 ppm di Swiss, 1.000 ppm di Australia dan Selandia Baru.
Saat ini Indonesia masih memiliki batas fakultatif 600 ppm, meskipun menurut informasi yang diperoleh dari situs web Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, rencananya akan ada rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI), tentang mainan anak, eco-label, serta cat emulsi, dan ambang batas kandungan timbal yang akan ditetapkan, yakni sebesar maksimal 90 ppm.
Direktur dan Kepala Riset dan Pengembangan Produk Mowilex, Novina Tjahjadi, mengatakan, “Bahan alternatif pengganti timbal untuk cat pelapis kayu dan besi lebih mahal, namun mengikuti batas aman untuk pelanggan adalah prioritas Mowilex sehingga kami memilih untuk mengembangkan formula baru yang sesuai dengan ambang batas aman (yaitu di bawah 90 ppm) tanpa mempengaruhi kinerja dan kualitas produk.
Baca Juga: Referensi Warna Cat Dinding Kamar Bayi, Ternyata Warna Gelap Bisa Jadi Pilihan
Untuk itu langkah kami berikutnya adalah menukar sisa produk Mowilex Cat Kayu & Besi yang diproduksi sebelum tahun 2019, dimana masih mengandung timbal di atas 90 ppm,” kata Novina.
“Kami ingin melakukan sesuatu yang lebih untuk melindungi konsumen. Sebagai perusahaan cat premium yang pertama kali memproduksi cat berbahan dasar air di Indonesia, kami bangga melakukan inisiatif ini untuk menukarkan Mowilex Cat Kayu & Besi produksi dibawah tahun 2019 dan menggantinya dengan Mowilex Cat Kayu & Besi formula terbaru yang lebih aman kepada mitra toko dan distributor,” kata Niko.