Suara.com - Kesenjangan sosial masih terus terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya ditandai dengan meningkatnya food waste atau sampah makanan, terlebih di masa pandemi Covid-19.
Indonesia sendiri, memiliki tingkat pemborosan makanan yang tinggi dengan pengeluaran sampah makanan sebanyak 121 kilogram per kepala rumah tangga per tahunnya, di mana 77 kilogram berasal dari rumah tangga, 28 persen dari jasa makanan, dan 16 persen limbah retail.
Food waste sendiri bisa mengeluarkan gas metana yang dilepaskan ke lingkungan dan memicu terjadinya pemanasan global.
Jadi penting untuk mengurangi food waste, dengan tiga cara berikut, mengutip siaran pers DBS Indonesia, Sabtu (4/9/2021).
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendinginkan Ruangan Tanpa AC, Begini Trik Mudah dan Hematnya
1. Konsumsi makanan secukupnya
Seringkali, terjadi pembelian atau pengambilan makanan berlebih yang pada akhirnya tidak habis dikonsumsi sehingga makanan tersebut terbuang dan menimbulkan efek negatif pada lingkungan. Maka dari itu, mulailah mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan.
Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mempertimbangkan kebutuhan tubuh dan menahan keinginan untuk mengambil atau membeli makanan hanya karena lapar mata.
Dengan demikian, kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan pun akan berubah sehingga produksi sampah makanan per individu akan berkurang.
2. Dukung usaha yang dukung isu food waste
Baca Juga: Laporan Terbaru IPCC Memicu Debat Sengit Perubahan Iklim di PBB
Selain mengatur pola konsumsi pribadi, mendukung wirausaha sosial yang memiliki fokus terhadap isu food waste juga dapat membantu mengantisipasi penumpukan sampah makanan di Indonesia.
Salah satunya, seperti yang dilakukan Surplus Indonesia, wirausaha sosial pengelola food waste yang memiliki misi untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor dua (Zero Hunger), nomor 12 (Responsible Consumption and Production) dan nomor 13 (Climate Action).
Surplus Indonesia bekerja sama dengan berbagai perusahaan makanan di Indonesia untuk menjual kembali hasil produksi makanan berlebih yang diproduksi perusahaan rekanan.
Makanan-makanan ini kemudian dijual setengah harga dari aslinya. Pembeli dapat memilih makanan yang dimiliki cukup dengan mengakses aplikasi yang tersedia di PlayStore dan App Store.
3. Berbagi makanan kepada sesama
Berbagi makanan merupakan salah satu cara terbaik untuk meluaskan dampak positif sekaligus mengurangi gap konsumsi di Indonesia. Terutama di masa pandemi ini, masyarakat semakin disadarkan untuk saling berbagi dan menebar manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain.
Hal ini dapat dilakukan dengan mulai mendonasikan sejumlah makanan siap saji, bahan makanan, atau makanan siap olah kepada orang-orang yang berjasa atau yang membutuhkan.