Tahun Depan, Turis China Baru Boleh Bepergian ke Luar Negeri

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 02 September 2021 | 17:35 WIB
Tahun Depan, Turis China Baru Boleh Bepergian ke Luar Negeri
Ilustrasi turis Cina. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah China masih menjalankan kebijakan pelarangan terbang ke luar negeri bagi masyarakat, di tengah pandemi Covid-19 yang masih merajalela.

Keputusan ini ditengarai akan berdampak pada pengurangan turis dari China, yang merupakan kelompok turis terbesar di dunia pariwisata.

Melansir ANTARA, regulator penerbangan China kemungkinan masih akan memperketat pengoperasian penerbangan internasional sepanjang semester I 2022.

Air China menyebut langkah ini diambil karena negara-negara lain juga masih lamban untuk membuka perbatasan karena tingkat vaksinasi yang cenderung rendah dan melonjaknya kasus COVID-19.

Baca Juga: Jet Li Diminta Selamatkan Diri, Disebut Masuk Daftar Hitam Pemerintah China

Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) bulan lalu menyebutkan tingkat penerbangan internasional mingguan hanya dua persen dibandingkan 2019 sebab banyak penerbangan yang ditangguhkan di tengah tingginya angka kasus COVID-19 impor.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyambut kedatangan wisatawan asal Kunming China di Bandara Internasional Minangkabau pada Minggu (26/1/2020) (Antara/Iggoy El Fitra)
Kedatangan wisatawan asal Kunming China di Bandara Internasional Minangkabau pada Minggu (26/1/2020) (Antara/Iggoy El Fitra)

Tiga maskapai terbesar China: Air China, China Southern Airlines, dan China Eastern Airlines menuturkan dalam panggilannya bahwa pembatasan yang diberlakukan CAAC dalam penerbangan internasional kemungkinan akan berlanjut sampai Semester I 2022 sebagai pendekatan pemerintah dalam mencegah COVID-19 jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing Februari mendatang, kata Kepala Penelitian Pengiriman, Pelabuhan, dan Transportasi Asia HSBC Parash Jain, Rabu.

Menurut Jain, langkah tersebut akan memundurkan pemulihan total ke 2024.

Ekspektasi dari pemulihan yang tertunda dalam perjalanan internasional sebagian menyebabkan analis menurunkan prakiraan pendapatan selama beberapa tahun ke depan.

Misalnya, China Merchant Securities memangkas estimasi laba bersih Air China ke minus sembilan milliar, 2.7 milliar, dan 6.7 milliar yuan pada 2021, 2011, dan 2023.

Baca Juga: Ajak UKM Tumbuh Bersama, Adira Finance dan Kemenperaf Bikin Festival Kreatif Lokal 2021

Manajemen Air China mengatakan kepada analis bahwa pemulihan perjalanan keluar China akan lebih lambat dari Amerika Serikat dan Eropa lantaran mayoritas negara berkembang belum mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi.

Mereka menambahkan CAAC tidak berniat untuk melonggarkan pembatasan hingga setelah Semester I 2022.

Maskapai China tidak mengadakan panggilan media terkait hasilnya, tetapi dua analis menginformasikan kepada Reuters tentang apa yang dikatakan dengan tidak menyebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berkomentar di luar catatan kepada klien, Air China dan CAAC tidak menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.

CAAC memangkas penerbangan internasional pada Maret 2020 guna menghilangkan kekhawatiran akibat infeksi virus corona yang meningkat. Kebijakan yang dinamai “Five One” membolehkan maskapai daratan untuk menerbangi hanya satu penerbangan dalam seminggu di satu rute ke negara manapun dan maskapai asing hanya boleh mengoperasikan satu penerbangannya dalam seminggu ke China.

CAAC telah mengubah kebijakan tersebut dengan penangguhan penerbangan atau batas kapasitas bagi maskapai jika sejumlah penumpang ditemukan terinfeksi COVID-19 atau menambahkan penerbangan jika maskapai tidak mengimpor kasus apapun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI