Suara.com - PHK menjadi titik balik bagi Rudy, mantan pegawai IT yang sehar-hari bekerja di Jakarta. Berkat ilmu dan pengalaman yang dimilikinya di dunia digital, ia kini fokus memajukan bisnis bengkel milik orangtuanya.
Setelah dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja pada awal 2020 lalu, Rudy beralih profesi untuk fokus membantu usaha orangtua dalam bidang bengkel spesialis bongkar mesin motor di wilayah Cipete, Jakarta Selatan.
Bagi Rudi yang memiliki pengalaman dan latar belakang pendidikan di bidang IT, menjalankan usaha bengkel tentu menjadi hal yang baru. Meski begitu, ia menemukan cara agar ilmu yang dimilikinya bisa digunakan untuk mengembangkan usaha bengkel menjadi lebih baik dan efisien.
“Saya terjun ke usaha orangtua dengan bekal pemahaman menjalankan bisnis yang masih sangat minim. Karena ilmu saya adanya di IT, saya langsung berpikir bagaimana caranya menerapkan digitalisasi dalam operasional harian usaha ini. Saya menemukan bahwa kendala dalam menjalankan bisnis otomotif seperti bengkel ini adalah jarangnya melakukan pencatatan, baik untuk stok barang maupun cash flow," kata Rudi mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.
"Padahal dengan pencatatan tersebut, kita bisa tahu rata-rata transaksi dalam sehari, jumlah dan ketersediaan sparepart, serta berapa banyak yang harus distok berdasarkan tren permintaan,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Waspada! Virus Joker Dikabarkan Menyusup di 8 Aplikasi Ini
Selain menawarkan layanan perbaikan kendaraan, menyediakan stok beberapa spare part juga hal yang lumrah bagi usaha bengkel, guna melengkapi kebutuhan penggantian spare part kendaraan yang rusak. Dan Rudy melihat bahwa pencatatan digital bagi inventori usaha bengkel sangat diperlukan untuk dapat merekam data kulakan dari distributor.
Lelaki lulusan AMIKOM Solo ini pun mencoba aplikasi pencatatan keuangan BukuKas pada pertengahan Juli 2020. Sejak itu, Rudy mengubah semua administrasi usahanya, dari mulai keuangan, stok barang, dan lain-lain dalam satu aplikasi. Perubahan bisnisnya pun mulai terasa.
“Kehadiran aplikasi pencatatan keuangan ini benar-benar memudahkan saya dalam bekerja, apalagi ada fitur Hutang yang perlu dibayar dari customer langganan bapak. Meskipun tangan berlumuran oli, pencatatan bisa secara praktis dilakukan karena hanya lewat ponsel, saya bisa langsung mencatat segala pengeluaran agar tidak lupa," jelasnya.
"Untuk laporan ke bapak setiap minggu pun bisa dengan mudah dilakukan, karena cukup buka aplikasi, bapak bisa memantau semua pekerjaan saya,” ungkap Rudy lagi.
Dan untuk meningkatkan penjualan di tengah pandemi, Rudy turut memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan beberapa sparepart hasil dagangannya demi menjangkau pembeli secara luas.
Lewat upayanya tersebut, Rudy mampu membuat usaha ayahnya perlahan bangkit. Penjualan melalui pemanfaatan teknologi tersebut mampu menambah penghasilan Rudy hingga 6 persen.
Baca Juga: Pandi Kembangkan merajutindonesia.id untuk Lestarikan Aksara Nusantara
Perlahan, Rudy ingin memperbaiki semua sistem bengkel agar lebih efisien, dan bukan hal mustahil meneruskan cita-cita orangtuanya untuk mengembalikan kejayaan bisnis seperti dahulu.
“Bengkel Bagong yang sudah dibangun sejak tahun 80-an ini dulunya sempat memiliki masa kejayaan hingga membuka 3 cabang. Namun karena pengelolaan usaha yang kurang mumpuni, usaha bapak sempat bangkrut dan hanya tersisa 1 cabang. Harapannya setelah saya punya kendali penuh, saya ingin menyukseskan bisnis bapak dan kalau ada rezeki membuka beberapa cabang lagi,” harap Rudy.