Suara.com - Menjadi seorang perfeksionis sering dianggap sebagai hal yang positif. Memiliki standar tinggi, berjuang untuk keunggulan, dan pekerja keras. Namun pada kenyataannya, ada dua jenis perfeksionis yaitu yang positif dan ada yang negatif atau toksik.
Dilansir dari Brightside, seorang perfeksionis positif berorientasi pada pencapaian sedangkan seorang perfeksionis negatif berorientasi pada kegagalan.
Penting bagi Anda yang merupakan seorang perfeksionis untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang harus diwaspadai dalam diri Anda untuk mengidentifikasi bahwa Anda merupakan seorang perfeksionis toksik.
1. Bersikeras bahwa semuanya sempurna ketika tidak
Ada baiknya Anda mencoba untuk tidak mengkhawatirkan tentang apa yang dipikirkan orang lain, dan terkadang Anda juga tidak bisa tidak menyadari penilaian orang lain. Bagi seseorang yang menunjukan perfeksionisme toksik, hal ini dilakukan secara maksimal.
Baca Juga: Ini 5 Hal Akibat Jika Kamu Sering Berbicara Negatif pada Diri Sendiri
Mereka ingin orang lain melihatnya sebagai sosok yang sempurna. Masalah atau kesulitan apapun yang mungkin mereka alami tersembunyi di dunia luar, dan mereka membuat hidupnya tampak indah dan sempurna.
2. Menetapkan harapan tinggi yang tidak realistis
Definisi sempurna seorang perfeksionis toksik ditentukan oleh apa yang orang lain anggap sempurna. Mereka mendapati diri mereka berfokus pada apa yang akan dikatakan orang tentang pekerjaan, proyek, atau tujuan mereka, daripada usaha itu sendiri. Mereka mencari persetujuan orang lain, sehingga harapan mereka sangat tinggi.
3. Menunda-nunda dan menghindari tantangan
Seorang perfeksionis toksik memberikan tekanan yang sangat besar pada diri mereka sendiri, membuat ketakutan mereka akan kegagalan meroket ke titik di mana tidak mungkin untuk memulai sesuatu tanpa melihat semua cara yang mungkin gagal.
4. Tidak pernah mengakui kesalahan
Pada dasarnya setiap manusia belajar dari kesalahan, menerima ada hal-hal yang tidak diduga. Ketika masalah muncul, manusia melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Namun berbeda dengan seorang perfeksionis ekstrim yang takut berbuat kesalahan.
Jika mereka melakukan kesalahan, maka mereka tidak memaafkan diri mereka sendiri. Mereka mengkritik diri atas kesalahan, dan stress atas hasilnya yang membuat mereka merasa tidak mampu.
Baca Juga: Viral Aksi Penjual Martabak Perfeksionis, Netizen Gak Sabar: Keburu Umroh
5. Memiliki suara batin yang keras
Suara di dalam kepala seorang perfeksionis seringkali sangat keras dan kritis, yang terus-menerus dapat memberitahu mereka bahwa mereka tidak cukup baik dan hampir menyalahgunakan diri sendiri. Berurusan dengan orang-orang kritis seringkali menguras tenaga, tetapi ketika orang itu adalah diri Anda sendiri, itu bisa sangat sulit.
6. Tidak menerima atau merayakan keberhasilan
Mereka tidak mengakui kemenangan mereka atau merasakan kegembiraan dan kepuasan dari menyelesaikan tujuan mereka. Mereka percaya bahwa mereka bisa melakukan lebih baik, fokus pada kekurangan, dan menemukan masalah bahkan ketika mereka telah mencapai hasil yang diinginkan.
7. Berjuang untuk memenuhi tenggat waktu
Mereka selalu berusaha untuk lebih. Kesempurnaan tidak dapat dicapai, oleh karena itu, pekerjaan tidak pernah selesai dan tidak pernah sempurna. Mereka berjuang dengan diri mereka sendiri atas setiap keputusan, mencoba untuk mengatasi setiap ide, yang memakan banyak waktu dan menyebabkan sejumlah besar tekanan.
8. Menjadi defensif saat menerima umpan balik
Mereka dapat menyerang ketika menerima kritik atau umpan balik yang membangun. Mereka menyaring komentar dan pujian positif dan hanya mendengarkan umpan balik kritis yang dimaksudkan untuk membantu meningkatkan tujuan mereka. Hal ini membuat mereka merasa diserang, yang menyebabkan mereka menjadi defensif.
9. Menjadi sangat kritis terhadap orang lain
Setiap orang mampu mengkritik orang lain, tetapi seorang perfeksionis yang toksik dapat menjatuhkan orang lain untuk membuat diri mereka merasa lebih baik dan meningkatkan diri mereka sendiri, yang dapat menyebabkan rekan kerja dan teman-teman menghindari berada di dekat mereka. (Carissa Lim)