Kisah Inspiratif Duwi Wahyuni, Bidan yang Sukses Jadi Pengusaha Produk Kecantikan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 30 Agustus 2021 | 13:17 WIB
Kisah Inspiratif Duwi Wahyuni, Bidan yang Sukses Jadi Pengusaha Produk Kecantikan
Duwi Wahyuni, bidan yang sukses jadi pengusaha produk kecantikan. (Dok. Instagram/@yunieadiwidjaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Karena namanya bisnis, itu banyak tantangannya. Kaya saya waktu ditegur BPOM (Badan Pengelola Obat dan Makanan), di mana produk saya harus punya izin BPOM itu bikin saya down. Saya nggak tahu waktu itu, kalau (menjual produk skincare) harus ada teregistrasi di BPOM. Tapi karena memang passion di bidang ini, saya jalani. Nggak berhenti,” ungkap Yuni.

Semangat untuk Berdayakan Perempuan

Bukan sekadar mencari untung, semangat usaha Yuni juga berasal dari keinginannya membantu sesama perempuan. Dengan adanya program reseller dan agen yang Yuni ciptakan, rupanya berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan bisa memberdayakan perempuan. Saat ini Yuni sudah punya 46 reseller di seluruh Indonesia dan tiga agen di Jakarta, Surabaya, dan Berau.

“Dan itu semua perempuan dan mereka sudah merasakan manfaatnya. Sampai-sampai ada yang bisa beli rumah dari sana,” kata Yuni.

Lebih dalam, ia menjelaskan bahwa bisnis skincare tak hanya menjual produk agar laku dan untung. Tapi bagaimana para konsumen bisa repeat order. Oleh karenanya, ia selalu mementingkan kualitas pada produknya.

“Nah, kalau dicek produk saya itu saya hanya pakai produk premium dan aman. Agar hasilnya bagus. Dan konsumen puas lalu repeat order lagi yang akhirnya reseller-agen senang. Inilah yang membuat BD Yuni Esteticare berkembang saat ini, dan bahkan menopang semua bisnis-bisnis lain yang ada sekarang,” kata Yuni yang baru saja me-launching bisnis coffee shop yang bernama Success Coffee ini

Dan di tengah kondisi pandemi saat ini, ia mengaku tetap optimis produknya, yaitu BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty, bakal diterima baik masyarakat Samarinda dan masyarakat Indonesia. Itu karena produk skincare sudah jadi barang pokok bagi para wanita dan demand-nya tidak berkurang. Hanya saja cara transaksinya berubah menjadi online. Alhasil, strategi marketingnya saja yang harus difokuskan ke digital.

“Saya optimis. Karena saya lihat yang berubah cara membelinya saja yang menjadi online. Dulu, di awal pandemi memang penjualan sempat turun sampai 50%. Tapi, kalau sekarang, alhamdulillah, sudah stabil,” tutupnya.

Baca Juga: 7 Kecantikan Hannah Al Rashid yang Tak Lekang Dimakan Waktu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI