UMKM Skincare Regina Vianney Ayudya Berdayakan Perempuan Agar Mandiri Secara Finansial

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 17:10 WIB
UMKM Skincare Regina Vianney Ayudya Berdayakan Perempuan Agar Mandiri Secara Finansial
Pengusaha UMKM produk skincare, Regina Vianney Ayudya.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha UMKM produk skincare, Regina Vianney Ayudya, merupakan salah satu contoh perempuan inspiratif yang terus memotivasi perempuan lain untuk maju.

Regina selalu mencoba menerapkan program pemberdayaan perempuan ke dalam bisnis dan jejaringnya.

Seluruh karyawannya yang berjumlah 50 orang merupakan ibu rumah tangga. Mereka dilatih memproduksi produk-produk perawatan dari bahan natural yang berkualitas internasional.

Tak hanya itu, Regina juga memberdayakan perempuan di sekitar DKI Jakarta untuk membantu pengemasan produk. Para perempuan ini mendapatkan upah harian yang bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka.

Baca Juga: Wanita Ini Bagikan Rahasia Perempuan Tampil Cantik Natural: Nggak Murah!

“Bisnis saya itu kan business to business (B2B) ya, jadi bukan langsung ke konsumen. Setiap ada klien custom produk ke kami, mereka pakai brand sendiri, mereka makloon lah ibaratnya. Kemudian kami buatkan produknya. Nah, dari pabrik saya itu kemasannya jerigen, literan, yang gede,” ucap ibu dua anak tersebut dalam keterangan tertulis yang diterim Suara.com, Jumat (27/8/2021).

UMKM skin care milik Regina Vianney Ayudya memberdayakan perempuan agar mandiri secara finansial.
UMKM skincare milik Regina Vianney Ayudya memberdayakan perempuan agar mandiri secara finansial.

Awalnya, Regina mendatangi perkampungan warga lalu memberi pelatihan prosedur operasi standar (SOP) untuk pengemasan hingga labeling yang berstandar ekspor.

Setelah itu, para perempuan ini mengerjakan pengemasan ke dalam bentuk botol berbagai ukuran.

“Rata-rata kalau udah dikumpulin itu 30-50 orang, kemudian mereka nuangin ke botol-botol itu, mereka tempelkan label sesuai request dari klien, kemudian itu akan diberi upah,” ujar Regina.

Sebagai gambaran, upah untuk pengemasan satu botol kecil yang berukuran 30 ml sebesar Rp 1.000. Misalnya dalam waktu satu jam mereka bisa mengerjakan 100 botol, maka akan mendapatkan Rp 100.000.

Baca Juga: Video Viral Cewek Pamer Transformasi Glow Up, Warganet: Buaya Keluar!

Namun Regita tak mudah berpuas diri. Dia pun memanfaatkan jejaringnya di Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) juga Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta untuk memperluas cakupan manfaat.

Kebetulan, dia memang menjabat sebagai Ketua Komisi Tetap Bidang Perindustrian di dua lembaga ini.

"Nah, kemudian dari program pribadi saya ini, saya berusaha mencari agar ini bisa lebih menjadi intellectual, maksudnya biar lebih ada benefitnya. Dari sini, kebetulan ibu-ibu ini kan jadinya kayak social-entrepreneurship, di mana mereka sebenarnya tidak harus kerja 8 jam, tapi seselesainya aja dan mereka dapat upah," kata Regina.

Lalu, dia menggabungkan program pribadinya tersebut dengan IWAPI yang merupakan wadah pengusaha UMKM perempuan.

Regina mencontohkan salah satu kawannya di IWAPI yang berbisnis nasi tumpeng kerap kesulitan menemukan karyawan.

“Di sini saya bikin kayak hub, jembatan, gimana caranya supaya ibu-ibu pengusaha (anggota IWAPI) ini struggling mencari karyawan, apalagi usaha ibu-ibu IWAPI ini usaha rumahan. Nah, sedangkan adanya ibu-ibu ini, mereka bisa datang ke sana dan dibayar harian,” ucapnya.

Dengan demikian, para perempuan yang Regina berdayakan bisa memiliki kemampuan tambahan lainnya. “Yang cuma dapat pelatihan buat produk natural, sekarang mereka diajarkan untuk buat semangka diukir, supaya bisa jadi hiasan tumpeng,” lanjut Regina.

Hingga kini, sudah ada sekitar 7.000 perempuan yang rutin mengikuti program tersebut. Mereka berasal dari banyak tempat di Jakarta, seperti Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Petogogan, juga Jakarta Pusat.

“Kemudian kami melakukan beberapa kegiatan, salah satunya pelatihan ibu-ibu rumah tangga supaya mereka mandiri secara finansial. Jadi, mungkin ini sebenarnya ada kolaborasi juga antara program saya pribadi dengan yang sudah dilakukan IWAPI,” kata Regina.

Dia pun rutin melakukan pelatihan kepada perempuan, khususnya di daerah Jakarta. Melalui Kadin, dia tetap menggelar pelatihan secara online di tengah pandemi.

“Dari program-program Kadin itu banyak, kayak ngajarin mereka bikin hand sanitizer, tapi melalui virtual. Yang mau daftar (pelatihan) siapa, saya kirim bahan baku ke mereka secara gratis, saya ajarin,” kata dia.

Regina pun berharap para perempuan tersebut mampu memproduksi dan menjual sendiri di rumah. Terlebih lagi, mereka dibantu oleh Kadin untuk mendapatkan perizinan edar produk melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan.

“Sebenarnya kami buat mereka jadi social-entrepreneur, terutama untuk kaum perempuan. Memang fokus saya itu ke sana. Jadi, network yang ada itu yang coba saya kaitkan dan bisa berjalan sampai sekarang,” papar Regina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI