Suara.com - Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan berbagai sendi-sendi kehidupan termasuk urusan ekonomi yang menyentuh hajat hidup orang banyak. Dari banyak kelompok yang paling menderita, kelompok generasi sandwich sudah tentu menjadi salah satunya.
Generasi sandwich atau sandwich generation merupakan istilah di mana seseorang harus bisa mencukupi kebutuhan ekonomi dan memikul tanggung jawab finansial secara lintas generasi, biasanya mulai dari generasi pendahulu (orangtua) yang terus berlaku hingga generasi penerus (anak-anak).
Dari data LIPI (Pusat Penelitian Kependudukan) menyimpulkan, populasi milenial di Indonesia sebesar 63,5 juta jiwa dengan hampir 68 persen di antaranya mengalami penurunan penghasilan sejak pandemi berlangsung.
Efek pandemi telah menyebabkan sekitar 25 persen populasi milenial harus melego aset untuk bertahan hidup dan bertanggung jawab atas kesejahteraan antaranggota keluarga dalam lintas generasi, atau sederhananya, terhimpit beban sandwich.
Baca Juga: Cara Mempersiapkan Kebebasan Finansial Bagi Kaum Pekerja
Di sisi lain, Direktur, Community Financial Services, Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan bagaimana pandemi berkepanjangan menuntut masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan cermat dalam mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan esensial yang kritis.
"Kiat perencanaan dan pengelolaan keuangan individu pun harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi terlebih bagi generasi sandwich milenial yang juga memikul tanggung jawab finansial lintas generasi. Semangat dan disiplin untuk menciptakan tujuan kemerdekaan finansial harus tetap menjadi komitmen dan faktor terpenting dari nasabah," kata Steffano.
Dikutip suara.com dari siaran pers Maybank Indonesia, Selasa (24/8/2021), berikut ini adalah beberapa kiat jitu bagi individu untuk menggapai cita-cita kemerdekaan finansial, khususnya bagi generasi sandwich dan kelompok milenial.
Pertama, evaluasi kondisi keuangan. Evaluasi dengan cermat cash flow dan kondisi keuangan sebagai langkah awal untuk mengukur taraf kesejahteraan, kebijakan dalam mengelola keuangan, dan mulai menentukan porsi dana yang wajib ditabung atau diinvestasikan guna mencapai kemerdekaan finansial di kemudian hari.
Kedua, seimbangkan keuangan dan persiapkan dana darurat untuk keperluan mendesak. Belajar dari pandemi, persiapkan dana darurat untuk skenario musibah atau malapetaka dalam rekening terpisah.
Baca Juga: Ingin Mulai Peduli Lingkungan Tapi Bingung dari Mana? Ini yang Bisa Kamu Lakukan
Ada pun rumus umum yang dipergunakan oleh financial planner ternama, yaitu nilai tabungan haruslah minimal enam kali jumlah pengeluaran bulanan.
Ketiga, tetapkan skala prioritas dan kendalikan gaya hidup. Penting untuk menentukan skala prioritas dalam menyikapi keuangan untuk kemerdekaan financial. Terapkan moda optimise value and save more ke seluruh aspek pengelolaan keuangan.
Moda tersebut akan mendorongmu untuk mendapatkan nilai lebih (value added) terhadap pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehingga masih dapat menyisihkan dana untuk kemerdekaan finansial.
Salah satu metode untuk mengendalikan pengeluaran bulanan yaitu 50/20/30 yang dicetuskan Elizabeth Warren, senator Amerika Serikat. Dikatakan, 50 persen disishkan untuk needs atau kebutuhan, 20 persen untuk savings atau tabungan, serta 30 persen untuk wants atau keinginan.