Suara.com - Penggunaan smartphone kian tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pakar mengingatkan agar smartphone digunakan secara bijak agar bisa bermanfaat.
Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto menyebut alasan sebagian besar orang Indonesia lebih menyukai bermain media sosial, game, dan berbelanja online daripada belajar dan berbisnis melalui smartphone.
"Layar smartphone juga berukuran kecil dan biasanya memiliki penyimpanan yang terbatas, sehingga itulah mengapa penggunanya fokus pada fitur rekreasional dan personal," ujarnya, dilansir ANTARA.
Disamping memiliki ragam dalam kehidupan sehari-hari, kata Kasandra, penggunaan smartphone yang telah menjadi salah satu ikon gaya hidup itu juga tentunya dibarengi dengan dampak negatif terhadap psikologis penggunanya.
Baca Juga: Childfree atau Punya Anak? Psikolog Ungkap Alasan Pasangan Enggan Memiliki Keturunan
Dalam jangka pendek, pengguna dapat merasakan mata yang lelah dan sulit fokus pada tugas-tugas penting. Sedangkan jangka panjangnya dapat membuat pengguna mengalami perasaan terisolasi, narsisme, dan kecemasan.
"Bahkan bisa juga berkontribusi pada kondisi kesehatan yang lebih serius seperti depresi dan adiksi," tambahnya.
Oleh karena itu, Kasandra mengingatkan masyarakat agar tetap menggunakan perangkat dan teknologi digital secara sehat dan bermanfaat.
"Salah satunya adalah merefleksikan diri atas kebiasaan kurang bermanfaat dalam menggunakan perangkat dan teknologi digital yang dimiliki, kemudian gunakan teknik mengganti kebiasaan tersebut dengan kebiasaan baru yang bertentangan," kata Kasandra.
Kasandra juga mengatakan, pengguna smartphone perlu mematikan notifikasi media sosial dan menggantinya dengan notifikasi untuk bermeditasi, mendengarkan buku audio, memainkan game pelatihan otak, dan aktivitas pengembangan diri yang bisa dilakukan melalui smartphone.
Baca Juga: Hilangkan Rasa Bosan Tunggu Lampu Lalu Lintas, Pemotor Cantik Lakukan Aksi Tak Terduga
"Seiring waktu, perangkat dan teknologi digital yang kita gunakan akan mulai memicu impuls diri untuk fokus kepada kegiatan yang produktif dan baik dalam pengembangan diri," tandasnya.