Suara.com - Usaha properti seperti kos-kosan menjadi salah satu bisnis yang cukup menggiurkan. Ini karena seorang pemilik usaha kos-kosan bisa mendapat pemasukan tetap tanpa perlu bekerja secara formal.
Tapi, tentu butuh pertimbangan tersendiri saat ingin membangun usaha kos-kosan. Hal itu seperti diungkap oleh Property Expert Pinhome Vina, dalam acara Bisnis Properti Gaya Baru: Bangun Kos-Kosan Yuk, Senin (23/8/2021).
“Kalau kelebihannya, tingkat permintaanya cukup tinggi. Apalagi untuk kos-kosan yang dibangun di daerah mobilitasnya tinggi. Seperti deket perkantoran, kampus, atau industri,” ungkapnya.
Dalam perhitungann, Vina menganalogikan, jika memiliki sepuluh kamar dengan harga satu kamar satu juta hingga dua juta per bulan, seseorang bisa mendapatkan Rp 20 juta per bulan.
Baca Juga: Hasil Riset Terbaru : Penjualan LPKR Diprediksi Naik di Semester II 2021
“Kita bisa dapat dua puluh juta tiap bulan. Itu untuk tambahan di luar usaha atau kita bekerja ya,” ungkapnya.
Di sampjng pendapatan tetap dari usaha sewa kamar, pemilik kos-kosan juga bisa mendapat keuntungan lebih. Salah satunya dengan menyedikan pelayanan ekstra bagi penghuninya.
“Seperti menyediakan layanan catering dan laundry misalnya, dan ini bisa mendapat penghasilan dari service tambahan yang kita kasih,” tambahnya.
Namun demikian, perlu juga memperhatikan risiko yang juga mesti muncul dan pengeluaran tambahan untuk perawatan.
“Kalau kekurangannya, harus sering-sering kontrol. Kayak ngecek dari segi bangunannya atau fasilitas yang diberikan,” lanjut Vina.
Baca Juga: Tren Apartemen 'Sejengkal' Jadi Pilihan Anak Muda Jepang
“Atau bisa kita sewa karyawan untuk mengelola kos-kosan, jadi kita terima laporannya aja seperti perbaikan setiap bulan atau mingguan,” kata Vina.
Selain itu, perlu juga memikirkan jika penyewa kosan mengalami keterlambatan dalam membayar.
“Pembayaran sewa kadang bisa saja tersendat, kayak telat bayar misalnya, dan itu pasti ada dan sering banget,” pungkasnya.