Alasan Penting Generasi Muda Perlu Belajar Tenun Kain Tradisional

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 23 Agustus 2021 | 21:38 WIB
Alasan Penting Generasi Muda Perlu Belajar Tenun Kain Tradisional
Pelatihan diversifikasi produk tenun ikat. [Suara.com/Ocsya Ade CP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar budaya menyebut generasi muda penting untuk belajar tenun kain tradisional. Apa alasannya?

Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Prof. Dr. Lilawati Kurnia, S.S., M.A., generasi muda perlu belajar tenun untuk menjaga kelestarian warisan budaya.

"Para penenun itu sudah tua-tua, harusnya (proses pembuatan kain tradisional) masuk ke kurikulum sekolah di daerah-daerah penenun, kalau tidak bakalan habis lama-lama," kata Prof. Lilawati, dilansir ANTARA.

Prof. Lilawati juga menyarankan agar pemerintah memberikan apresiasi kepada para maestro atas karyanya.

Ilustrasi tenun (Envato)
Ilustrasi tenun (Envato)

"Maestro-maestro yang tersembunyi di desa-desa terpencil harus diberi penghargaan nasional, diangkat menjadi pahlawan," tambahnya lagi.

Tujuannya agar para pengrajin memiliki rasa kebanggaan atas karyanya sehingga bisa mewariskannya kepada para generasi muda.

Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional mulai dari batik, tenun dan songket yang berasal dari Sabang hingga Merauke. Motif tiap kain pun berbeda-beda di tiap daerah dan semua memiliki arti serta cerita masing-masing.

Semakin langka motifnya, maka harga jualnya akan makin tinggi apalagi jika kain tradisional tersebut dibuat dengan tangan bukan mesin.

"Jadi ada dua hal yang paralel untuk dimajukan, karena motif-motif tradisional, motif-motif kuno harus juga dilestarikan. Jadi misalnya untuk menarik konsumen muda, tapi untuk kolektor-kolektor dunia itu ya carinya yang tradisional, yang kuno," kata dia.

Baca Juga: Sepi Omzet, Pengrajin Tenun Jembrana Menjerit

Para pengrajin juga perlu menciptakan motif baru untuk memikat ketertarikan anak muda agar mau menggunakan kain tradisional. Menurut Prof. Lilawati, pengrajin juga perlu membuat inovasi untuk penggemar kain tradisional yang berusia muda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI